Ayam ini ketahanan penyakitnya bagus, produksi telurnya 40 persen
Bogor (ANTARA) - IPB University melalui Fakultas Peternakan serta Direktorat Inovasi dan Kekayaan Intelektual bekerja sama dengan UD Lestari Farm mengembangkan invensi varietas Ayam IPB D-1 untuk perbanyakan dan komersialisasi.

Penandatanganan Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) lisensi antara IPB University dengan UD Lestari Farm dilakukan oleh Wakil Rektor Bidang Inovasi, Bisnis, dan Kewirausahaan, Erika B Laconi dan Direktur UD Lestari Farm, Bambang Krista, di Ruang Sidang Rektor di Gedung Andi Hakim Nasoetion, Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Sabtu.

Erika B Laconi dalam sambutannya mengatakan, tugas IPB University adalah menjadikan hasil invensi jadi inovasi. Hasil riset jika belum dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat maka masih berupa invensi, dan baru menjadi inovasi setelah manfaatnya dirasakan masyarakat.

"Saya gembira bisa melaksanakan proses untuk melestarikan ayam lokal unggul melalui kerjasama ini," katanya.

Menurut dia, varitas ayam IPB D-1 adalah ayam kampung unggul hasil perkawinan silang, invensi dari Prof Cece Sumantri, Guru Besar Fakultas Peternakan. "Temuan ini akan diproduksi oleh UD Lestari Farm,” ujarnya.

Menurut Erika, kerja sama ini tidak hanya dalam hal pengembangan dan komersialisasi varitas ayam IPB D-1, tapi dibuka juga peluang bagi mahasiswa untuk magang dan kerja sama riset.

Hal ini, kata dia, terkait dengan tugas utama IPB University dalam mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul, sehingga dengan program magang ada peluang mahasiswa bisa belajar berbisnis.

Erika menjelaskan, masih ada ratusan invensi yang siap dipilih oleh para pengusaha untuk proses komersialisasi dan dijadikan paket kerja sama.

Wakil Dekan Fakultas Peternakan, Rudi Afnan, berharap semua pihak yang terlibat dalam kerja sama ini dapat bersinergi dengan baik dan produk inovasi dari Fakultas Peternakan dapat segera dirasakan oleh masyarakat luas.

Sementara itu, Cece Sumantri menyampaikan bahwa pengembangan ayam IPB D-1 ini adalah basis penelitian yang dilakukannya sejak 2012.

"Ayam ini ketahanan penyakitnya bagus, produksi telurnya 40 persen. Setelah uji multilokasi ternyata pertumbuhannya luar biasa. Ayam montok dan tumbuh cepat. Hanya sekitar 10 minggu sudah bisa dipanen," katanya.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020