Purwokerto (ANTARA) - Tiga mahasiswa Institut Teknologi Telkom (ITT) Purwokerto berhasil mengembangkan alat dengan menggunakan teknologi light dependent resistor (LDR) yang dapat digunakan sebagai sensor cahaya pada berbagai macam rangkaian elektronika.

"Cara kerja teknologi LDR adalah dengan cara dipasang dan disinkronisasikan pada berbagai macam rangkaian elektronika, sehingga dapat memutus dan menyambungkan aliran listrik berdasarkan cahaya," kata salah satu mahasiswa yang mengembangkan alat tersebut, Yulianto Tri Atmojo di Purwokerto, Sabtu.

Yulianto menjelaskan, dia mengembangkan alat tersebut bersama dua mahasiswa S1 Teknik Telekomunikasi lainnya yaitu Wulan Tarru Padang dan Zianatul Khoeriyah.

Baca juga: Sistem pintar pendeteksi kebakaran hutan ditemukan mahasiswa UMM

"Tujuannya guna meningkatkan edukasi kepada masyarakat bahwa ada teknologi yang bisa mengatur cahaya secara otomatis di ruang gelap," katanya.

Dia juga mengatakan, teknologi LDR yang digunakan merupakan salah satu komponen resistor yang nilai resistansinya akan mengalami perubahan sesuai dengan intensitas cahaya yang mengenai sensor ini.

"LDR juga dapat digunakan sebagai sensor cahaya. Nilai resistansi dari sensor ini sangat bergantung pada intensitas cahaya," katanya.

Dia mengatakan apabila makin banyak cahaya yang mengenai LDR maka nilai resistansinya akan menurun, dan sebaliknya makin sedikit cahaya yang mengenai LDR maka nilai hambatannya akan semakin membesar.

Sementara itu, dosen ITT Purwokerto Fikra Titan S.T., M.Eng mengatakan, teknologi LDR masih cukup jarang diterapkan oleh masyarakat di Purwokerto.

"Ini menjadi salah satu peluang untuk mengedukasi masyarakat, semoga rancangan yang dibuat mahasiswa bisa terus dikembangkan bahkan diterapkan dalam kehidupan masyarakat," katanya.

Dia juga menambahkan, aplikasi sensor cahaya LDR bisa diimplementasikan dalam beragam jenis elektronika.

"Misalkan sebagai sensor rangkaian saklar cahaya, sensor pada lampu otomatis, sensor pada alarm brankas, 'tracker' cahaya matahari, sensor pada 'robot line follower', sehingga robot bisa mengikuti secara otomatis berdasarkan arah datangnya cahaya, dan lain sebagainya," katanya.

Dia berharap pengembangan alat tersebut oleh mahasiswa ITT Purwokerto dapat membawa dampak positif bagi masyarakat yang ada di wilayah setempat.

Baca juga: "Tuker Sampah", aplikasi solusi sampah diciptakan mahasiswa UNS
Baca juga: Teknologi usir hama bawa mahasiswa UNS juara nasional
Baca juga: Dirpem ANTARA edukasi mahasiswa Unej tentang jurnalisme warga


Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020