Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, cuaca ekstrem yang melanda wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ini dipicu tekanan rendah di barat Australia, selain karena adanya pola siklonik di Laut Banda.

Menurut Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau, Ota Welly Jenni Thalo di Kupang, Minggu, saat ini terdapat dua pola sirkulasi di Laut Sulawesi bagian barat, dan di Laut Arafura.

Pola angin di wilayah Indonesia bagian utama pada umumnya dari Timur Laut-Timur dengan kecepatan 5-25 knot, sedangkan di wilayah perairan selatan Indonesia dari Barat-Barat Laut dengan kecepatan 5-30 knot.

Baca juga: Gelombang tinggi di Natuna dipicu siklon tropis Kammuri, sebut BMKG
Baca juga: Pengaruh siklon tropis Kammuri sebabkan kenaikan muka air laut di Buru

 
Nelayan sedang mencari ikan dengan membuat pukat di pantai Kupang yang sedang dilanda gelombang tinggi. ANTARA/Bernadus Tokan


Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara-Laut Jawa, perairan selatan Bali hingga Sumba, selat Makasar bagian selatan, Laut Flores, Laut Banda dan perairan Kepulauan Kai-Aru.

Kondisi inilah yang mengakibatkan tinggi gelombang di sekitar wilayah perairan laut tersebut, kata Ota Welly Thallo.

Dia mengharapkan operator pelayaran dan nelayan untuk memperhatikan secara sungguh-sungguh risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran.

Kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi, agar tetap selalu waspada, katanya menambahkan.

BMKG kata dia, tetap membuka informasi mengenai cuaca di wilayah perairan laut dan memberikan akses seluas-luasnya kepada masyarakat yang membutuhkan informasi cuaca, terutama di wilayah perairan laut. 

Baca juga: Respons cuaca ekstrem, Bupati-wali kota NTT diingatkan siaga bencana
Baca juga: Semua bandara di NTT sudah dilengkapi pemantau cuaca
Baca juga: Cuaca buruk, ASDP tutup sementara dua lintasan pelayaran di NTT

 

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020