"Harga ini berlaku di pompa-pompa bensin umum (SPBU) dan pompa bensin khusus nelayan di seluruh Kalimantan," kata Humas Pertamina Kalimantan Heppy Wulansari, di Balikpapan, Minggu.
Balikpapan (ANTARA) - Harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi oleh PT Pertamina di Balikpapan dan sekitarnya di Kalimantan Timur turun dari harga sebelumnya, berlaku mulai pukul 00.00 waktu setempat, Minggu, 5 Januari 2020.

PT Pertamina menurunkan harga pertamax Rp650 dari semula Rp10.050 menjadi Rp9.400 per liter, pertamax turbo turun Rp1.300 dari Rp11.400 menjadi Rp10.100 per liter. Kemudian, bahan bakar diesel pertamina dex dari Rp11.950 turun Rp1.500 menjadi Rp10.450 per liter, dan dexlite turun Rp700 menjadi Rp9.700 dari Rp10.400 per liter.

"Harga ini berlaku di pompa-pompa bensin umum (SPBU) dan pompa bensin khusus nelayan di seluruh Kalimantan," kata Humas Pertamina Kalimantan Heppy Wulansari, di Balikpapan, Minggu.
Baca juga: Sepekan, Rupiah tutup 2019 dengan "perkasa" hingga harga BBM turun

Penurunan harga, dalam rilis resmi Pertamina juga disebut ‘penyesuaian’, bisa berbeda-beda di setiap daerah antara lain karena dipengaruhi perbedaan besaran Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) di daerah tersebut.

Di Jakarta misalnya, harga baru pertamax adalah Rp9.200 per liter, dari sebelumnya Rp9.850 per liter.

Selanjutnya, menurut Heppy, penurunan harga disebabkan harga minyak dunia juga turun, setidaknya sampai akhir Desember lalu, selain karena menguatnya nilai tukar rupiah atas dolar AS, dan keputusan direksi.

Harga minyak mentah, bahan baku pembuatan BBM produksi Pertamina, turun karena produksi melimpah negara-negara anggota OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries, organisasi negara-negara pengekspor minyak) dan para sekutunya, dan perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Meskipun sampai dengan Maret 2020 mendatang, OPEC dan Rusia bersepakat mengurangi pasokan ke pasar global hingga 1,7 juta barel per hari untuk mendapatkan harga minyak yang lebih baik di kisaran 70 dolar AS per barel, namun Amerika Serikat yang menjadi produsen minyak terbesar di dunia di luar OPEC terus membanjiri pasar.
Baca juga: Harga pangan-BBM turun, BI perkirakan Februari deflasi 0,07 persen

Amerika Serikat, selain sebagai produsen, juga diketahui sebagai konsumen terbesar minyak.

Sebelum pertemuan OPEC dan Rusia awal Desember lalu, di pasar spot global, harga minyak jenis Brent turun 1,44 dolar AS menjadi 62,43 dolar AS per barel. Juga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) ditutup turun menjadi 55,17 per barel.

Apalagi kemudian di dalam negeri, pemerintah mencanangkan penggunaan 30 persen minyak sawit untuk bahan bakar diesel yang mengurangi angka ketergantungan kepada impor.

Selanjutnya, dengan kurs tengah Rp13.898 per dolar AS, menjadikan mata uang RI salah satu yang terkuat di Asia.

"Jadilah kami bisa turunkan harga," kata Heppy pula.
Pertamina dex kemasan jeriken 20 liter. Harga pertamina dex turun menjadi Rp10.450 dari semula Rp11.950 per liter. (ANTARA/Novi Abdi)

Pewarta: Novi Abdi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020