Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, kecepatan angin di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai 56 kilometer per jam.

Kondisi ini menyebabkan terjadinya hujan disertai angin kencang dan gelombang tinggi melanda hampir seluruh wilayah perairan laut NTT, kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi El Tari, Agung Sudiono Abadi di Kupang, Senin.

Menurut dia, kondisi tersebut berdampak terhadap operasional armada pelayaran seperti kapal nelayan, kapal motor penyeberangan dan kapal cepat, yang melayani pulau-pulau di provinsi berbasis kepulauan itu.

Cuaca buruk masih akan berlangsung beberapa hari ke depan, terutama di wilayah Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat, Manggarai Timur, Ende, Sikka, Alor, Sabu, Rote Ndao, Timor Tengah Selatan, Sumba Timur dan Sumba Barat Daya.

Mengenai pemicu, dia mengatakan, angin kencang dipicu tekanan rendah di Samudera Hindia sebelah barat daya Pulau Sumba 1.004 milibar.

Baca juga: Fasilitas wisata Waijarang Lembata rusak akibat angin kencang

Baca juga: Angin Tornado muncul di Rote Ndao

Baca juga: NTT masuki masa pancaroba, BMKG ingatkan warga waspada

 
Kapal fery lego jangkar akibat cuaca buruk. (ANTARA/Bernadus Tokan)


Kondisi ini diperkirakan akan semakin rendah menyebabkan terjadi pertemuan angin (konvergensi), serta belokan angin di atas wilayah NTT.

Anomali suhu muka laut di wilayah Samudera Hindia selatan NTT berkisar 1,5 derajat celcius hingga 4,0 derajat celcius yang meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan angin kencang.

Karena itu, masyarakat diimbau agar waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor genangan, pohon tumbang, sambaran petir dan jalan licin.

Sementara itu tinggi gelombang dilaporkan berkisar antara 1,25 hingga 6.0 meter. Kondisi ini diprakirakan akan berlangsung hingga 7 Januari 2020 pukul 08.00 WITA.*

Baca juga: Angin kencang di Sumba Timur akibatkan belasan rumah rusak

Baca juga: Pemkab Kupang tidak miliki dana bantuan korban bencana

Baca juga: Korban bencana di Kupang belum terima bantuan

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020