Gelombang pada wilayah laut yang masuk kategori ekstrem adalah Samudera Hindia selatan Sumba-Sabu dan Samudera Hindia selatan Kupang-Rote
Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan gelombang laut di sejumlah wilayah perairan laut Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ini sudah masuk kategori ekstrem.

"Gelombang pada wilayah laut yang masuk kategori ekstrem adalah Samudera Hindia selatan Sumba-Sabu dan Samudera Hindia selatan Kupang-Rote," kata Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau, Ota Welly Jenni Thalo, di Kupang, Senin.

Dia menjelaskan gelombang laut di wilayah-wilayah itu masuk dalam kategori ekstrem karena tinggi gelombang sudah berada pada kisaran 4-6 meter, sedangkan wilayah perairan laut yang masuk gelombang tinggi adalah Selat Sape bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, Laut Sawu bagian selatan dan periaran selatan Kupang-Rote.

Tinggi gelombang itu, kata dia, bisa mencapai dua kali lipat dari yang diprakirakan BMKG.
 
Nelayan membuang pukat di Teluk Kupang yang sedang dilanda gelombang tinggi. (ANTARA FOTO/Bernadus Tokan)


Berdasarkan kategori, kata dia, tinggi gelombang 0,5-1,25 meter masuk kategori rendah, tinggi gelombang 1,25-4 meter kategori tinggi dan 4-6 meter kategori sangat tinggi atau ekstrem.

Dalam hubungan dengan itu, operator pelayaran dan nelayan dapat memperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran.

Untuk perahu nelayan harus memperhatikan kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m, kapal tongkang kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m.

Kapal feri kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m, kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas empat meter.

Dia juga meminta masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.

Baca juga: BMKG Yogyakarta minta nelayan waspadai gelombang laut
Baca juga: Cuaca ekstrem di Mataram terus diwaspadai

 

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020