Pasca-Brexit, kita harus jeli menangkap peluang-peluang kerja sama baru tersebut. Ini yang sedang kami lakukan di KBRI London
London (ANTARA) - Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris, merangkap Irlandia dan International Maritime Organization (IMO), yang berkedudukan di London  Rizal Sukma  mengatakan Inggris ingin memberi perhatian yang lebih besar terhadap Indonesia pasca-Brexit.

Inggris menyadari potensi Indonesia, kata  Rizal Sukma kepada ANTARA London, Senin, sehubungan dengan keputusan Inggris meninggalkan Uni Eropa pada 31 Januari dan menyangkut hubungan Indonesia dan Inggris pasca-Brexit.

Hal ini, ujar mantan Direktur Eksekutif CSIS itu, dikarenakan Inggris ingin mengembangkan hubungan kerja sama ekonomi yang lebih erat dengan negara-negara di luar Eropa setelah mereka keluar dari EU nantinya.

Menurut anggota Dewan Penasihat Institute for Peace and Democracy (IPD) itu, Indonesia merupakan  kekuatan  ekonomi yang sedang bangkit, yang tentunya penting bagi UK. “Mereka menyadari potensi ekonomi Indonesia yang besar sekali dalam 10-15 tahun mendatang,” ujar Dr Rizal
Sukma yang meraih gelar PhD dalam Hubungan Internasional dari London School of Economics and Political Science (LSE) pada tahun 1997.

Dia mengatakan,  UK juga ingin mengembangkan hubungan dengan ASEAN. Lagi-lagi Indonesia adalah negara penting di ASEAN.

Rizal mengatakan saat ini Indonesia dan UK sedang melakukan peninjauan ulang kerja sama perdagangan untuk meyusun peta jalan  kerja sama ekonomi pasca-Brexit. Besarnya perhatian Inggris terhadap kawasan Asia Tenggara juga terlihat dari keputusan untuk mengangkat Perwakilan Tetap UK untuk ASEAN, ujarnya.

"Pasca-Brexit, kita harus jeli menangkap peluang-peluang kerja sama baru tersebut. Ini yang sedang kami lakukan di KBRI London," katanya.

Sehubungan dengan perkembangan hubungan Indonesia dan Inggris selama ini, Dubes Rizal Sukma mengatakan secara menyeluruh, hubungan Indonesia-UK berjalan baik. Kerja sama di berbagai bidang berjalan secara normal, meskipun Inggris sedang dihadapkan pada berbagai persoalan di dalam negeri, khususnya pascareferendum Brexit.

Di bidang ekonomi, perdagangan di antara kedua negara cenderung stabil, senilai  2,4-2,6 milyar dolar AS  per tahun, dengan surplus bagi Indonesia. Investasi langsung dari Inggris memang terlihat cenderung menurun, meskipun bisa jadi investasi Inggris yang masuk ke Indonesia dicatat sebagai investasi dari negara ketiga.

Baca juga: Indonesia perlu dorong kejelasan fungsi pandangan Indo-Pasifik ASEAN
Baca juga: Inggris butuh ASEAN realisasi visi Global Britain

Sementara itu hal yang mengembirakan jumlah turis inggris ke Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Sekarang ada sekitar 400 ribu turis Inggris yang ke Indonesia. Dengan promosi pariwisata yang konsisten, jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang.

Bidang politik secara umum cukup baik, meskipun masih ada masalah dukungan dari segelintir anggota parlemen Inggris terhadap kelompok kriminal bersenjata di Papua, ujarnya.

Kerja sama di bidang budaya semakin intensif, termasuk kerja sama di bidang Pendidikan. Saat ini, KBRI London aktif mempromosikan seni budaya Indonesia di berbagai kota di Inggris. Promosi seni budaya ini penting agar Indonesia semakin dikenal oleh publik Inggris secara luas.

Mengenai hubungan Indonesia dan Inggris ke depan, Dubes berharap semakin berkembang. Banyak hal yang bisa dikerjasamakan. Mudah-mudahan, setelah proses Brexit ini selesai, pihak Inggris bisa lebih fokus dalam membangun hubungan dengan Indonesia dan ASEAN, kata Dubes.
Baca juga: Adopsi dokumen pandangan Indo-Pasifik cerminkan sentralitas ASEAN
Baca juga: Dubes Rizal: Kehadiran Indonesia di WTM London membanggakan

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020