Robohnya suatu bangunan bisa terjadi karena berbagai macam penyebab, di antaranya tanah pijakan bangunan yang tidak kuat, atau memang konstruksi betonnya yang tidak sesuai dengan standar.
Jakarta (ANTARA) - Badan Tenaga Nuklir Indonesia  telah menciptakan teknologi nuklir yakni Uji Tak Rusak atau Non-Destructive Investigation (NDI) untuk mendeteksi kekuatan kontruksi bangunan dalam mewujudkan pembangunan yang berkualitas dan dalam mengantisipasi gedung ambruk.

"Uji Tak Rusak ini menganalisis kekuatan konstruksi tulangan beton atau tiang beton suatu bangunan," kata Kepala Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi BATAN Totti Tjiptosumirat kepada ANTARA di  Jakarta, Senin.

Totti menuturkan Teknologi Uji Tak Rusak yang ada pada PAIR BATAN adalah untuk mendeteksi kualitas beton yang sesuai standar bangunan.

Uji Tak Rusak merupakan serangkaian kegiatan pengujian atau inspeksi untuk memastikan material, struktur, dan komponen dapat berfungsi sesuai yang dipersyaratkan.
Baca juga: BATAN lanjutkan litbang untuk pembangunan RDE

Robohnya suatu bangunan bisa terjadi karena berbagai macam penyebab, di antaranya tanah pijakan bangunan yang tidak kuat, atau memang konstruksi betonnya yang tidak sesuai dengan standar.

Sebelumnya, gedung lima lantai yang roboh di Jalan Brigjen Katamso Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat, Senin pagi dipergunakan sebagai mini market.

Kondisi gedung tersebut kini ambles dari lantai teratas sampai lantai kedua gedung. Hingga saat ini, penyebab gedung ambruk tersebut belum diketahui.

Menanggapi peristiwa itu, Totti mengatakan teknologi Uji Tak Rusak dapat dimanfaatkan untuk persiapan pembangunan dan pasca pembangunan sehingga dapat mendeteksi bangunan yang rawan roboh atau bangunan yang tidak sesuai standar kualitas kekokohan bangunannya demi menjaga keselamatan dan memastikan kualitas bangunan.
Baca juga: BATAN teliti nanofluida untuk opsi pendingin reaktor nuklir

"Uji Tak Rusak bisa mendeteksi baik tidaknya suatu konstruksi beton hingga ke besarnya besi beton," tuturnya.

Bangunan-bangunan yang telah ada juga perlu dicek kekokohannya dengan memanfaatkan teknologi Uji Tak Rusak sehingga dapat dilakukan langkah-langkah antisipasi untuk menghindari gedung ambruk.

Sementara ini, Uji Tak Rusak yang BATAN lakukan lebih banyak pada kualitas pabrikan seperti velg, blog mesin mobil, spare part mobil berat dan sebagainya.

BATAN ditunjuk menjadi pusat kolaborasi oleh Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency /IAEA) karena dianggap memiliki kemampuan dan pengalaman dalam bidang uji tak rusak nuklir.
Baca juga: Gedung ambruk di Palmerah karena pelapukan dari genangan air hujan

Dalam empat tahun terakhir BATAN juga sudah berhasil mengembangkan berbagai teknik dan peralatan uji tak rusak berbasis nuklir yang digunakan dalam sektor industri manufaktur, infrastruktur, pengolahan, maupun untuk lingkungan.

Berbagai sektor industri seperti industri logam, migas, transportasi, manufaktur, konstruksi, elektronika, dan lain-lain telah memanfaatkan NDI untuk mengendalikan mutu dalam meningkatkan keselamatan dan keandalan produk yang berdampak pada reputasi industri pengguna.

Badan Tenaga Nuklir Indonesia membuka kesempatan kepada industri dan segala pemangku kepentingan untuk memanfaatkan teknologi uji tak rusak.

Baca juga: Gedung ambruk di Palmerah dinilai masih labil

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020