Hari Pertama Sekolah SMAN 8 Ja (ANTARA) - Banjir tidak menyurutkan semangat siswa SMAN 8 Bukit Duri, Jakarta Selatan, belajar di hari pertama masuk sekolah untuk Semester II, Senin.

"Kegiatan hari pertama siswa langsung aktif belajar, tidak ada kendala, siswa tetap bisa fokus belajar," kata Kepala Sekolah SMAN 8 Rita Hastuti saat ditemui di SMAN 8.

Ia mengatakan tingkat kehadiran siswa di hari pertama cukup tinggi, yakni sekitar 90 persen dari 1.044 jumlah siswa sekolah itu.

Banjir setinggi dua meter empat menerjang SMAN 8 pada Rabu (1/1) dini hari akibat limpahan Sungai Ciliwung yang meluap setelah hujan mengguyur Jakarta sejak 31 Desember 2019 hingga 1 Januari 2020.

Air merendam sejumlah ruangan di lantai dasar sekolah seperti ruang belajar, ruang UKS, ruang OSIS, ruang Paskibraka, kantin dan mushala.

Setidaknya ada 16 ruang belajar yang mebelernya terendam banjir. Seluruh siswa yang kelasnya terdampak banjir dialihkan sementara ke lantai dua dan tiga serta Perpustakaan.

"Untuk hari ini saja, ada tiga kelas siswa Kelas XI kelas D,E dan F kita pindahkan belajar di Perpustakaan, besok sudah bisa kembali ke kelas masing-masing," kata Rita.

SMAN 8 atau akrab disebut Smandel itu dikenal sebagai sekolah favorit dan selalu masuk peringkat tiga besar Ujian Nasional tingkat Provinsi DKI Jakarta.

Baca juga: Anies: Hanya 15 persen wilayah Jakarta kebanjiran
Baca juga: 27.000 siswa masuk pada hari pertama di sekolah terdampak banjir
Seragam Paskibraka yang selamat dari terjangan banjir di SMAN 8 Bukit Duri, Jakarta Selatan, sedang dibersihkan dari sisa banjir, Senin (6/1/2020). (ANTARA/Laily Rahmawaty)

Smandel juga melahirkan lulusan-lulusan ternama seperti Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar dan aktor Nicholas Saputra.

Sejak dua tahun terakhir, sekolah tersebut terbebas dari banjir setelah Pemprov DKI Jakarta dan Balai Besar Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) menata bantaran kali dan membangun tanggul beton di Kelurahan Bukit Duri.

"Banjir terakhir itu tahun 2017 tapi tidak pernah setinggi ini, baru kali ini banjirnya tidak kami duga bisa setinggi ini," kata Rita.

Menurut Rita, sekolah telah melakukan inventarisasi kerusakan yang diderita. Selanjutnya kerusakan itu dilaporkan kepada Dinas Pendidikan DKI Jakarta guna mendapatkan penggantian.

Sekolah juga masih mendata jumlah siswa yang menjadi korban banjir. Termasuk para guru yang tercatat ada enam orang menjadi korban banjir di wilayah Tebet dan Cakung.

Baca juga: Ikut kerja bakti, Sekda kasih jam ke warga Kampung Makasar
Baca juga: Alat berat dikerahkan untuk kerja bakti di Kampung Pulo


Rita menambahkan, aktivitas belajar-mengajar langsung efektif dilakukan untuk mendukung para siswa agar tetap semangat belajar ke sekolah.

Sejumlah siswa pun mengaku tetap bisa fokus belajar setelah sekolah diterjang banjir. Siswa tetap bisa berangkat sekolah dengan seragam lengkap dan membawa perlengkapan sekolah.

"Kebetulan rumah aku di Kebayoran Lama tidak kena banjir. Jadi tidak ada kendala untuk belajar hari," kata Madaline, siswa Kelas XI.

Hal senada juga disampaikan oleh Shafa siswa kelas XI F yang hari pertama sekolah belajar di ruang Perpustakaan bersama teman-temannya.

"Tadi sudah mulai pelajaran biologi, matematika dan fisika," kata Shafa.

Kegiatan belajar mengajar efektif dimulai pukul 06.30 hingga 15.00 WIB.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020