Puluhan kadet tewas di akademi militer - yang semuanya tak bersenjata - oleh serangan pesawat nirawak yang mungkin diluncurkan oleh salah satu negara yang mendukung LNA
PBB (ANTARA) - Utusan Libya untuk PBB pada Senin mengatakan bahwa negara yang mendukung komandan Tentara Nasional Libya (LNA) Khalifa Haftar sepertinya bertanggung jawab atas serangan pesawat nirawak mematikan terhadap akademi militer di ibu kota Tripoli.

Setelah laporan singkat Dewan Keamanan PBB, Ghassan Salame yang terlihat frustasi berpesan untuk negara-negara yang mendukung baik LNA Haftar ataupun Pemerintah Kesepakatan Nasional yang diakui internasional (GNA): "Jangan dekati Libya."

Sedikitnya 30 orang tewas dan puluhan orang lainnya terluka akibat serangan terhadap akademi militer di ibu kota Libya pada Sabtu sore, demikian Kementerian Kesehatan GNA. Tripoli dikendalikan oleh GNA dan melawan serangan LNA yang berlangsung sejak April.

"Puluhan kadet tewas di akademi militer - yang semuanya tak bersenjata - oleh serangan pesawat nirawak yang mungkin diluncurkan oleh salah satu negara yang mendukung LNA," kata Salame kepada awak media. "Jauhkan tangan anda dari Libya, negara ini sedang mengalami terlalu banyak intervensi asing melalui berbagai cara."

Turki mendukung GNA sementara Haftar mengantongi dukungan Uni Emirat Arab, Mesir dan juga Yordania.
Baca juga: 30 tewas dalam serangan di akademi militer Libya
Baca juga: Erdogan: Turki siap beri Libya dukungan militer

"Terdapat cukup senjata di Libya, mereka tidak butuh senjata tambahan, ada cukup tentara bayaran di Libya, jadi berhenti mengirim tentara bayaran, seperti halnya sekarang dengan ratusan, mungkin ribuan, masuk ke negara tersebut," kata Salame.

Libya tidak memiliki pemerintahan yang stabil sejak pemimpin Muammar Gaddafi terguling pada 2011 oleh petempur pemberontak dengan dukungan udara NATO. Salame sedang berupaya menengahi penyelesaian konflik tersebut.

Sumber: Reuters

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020