Kudus (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengimbau masyarakat yang berada di daerah rawan bencana alam untuk menggalakkan ronda sehingga ketika muncul tanda-tanda terjadinya bencana alam bisa diinformasikan kepada masyarakat untuk antisipasi.

"Dengan adanya ronda, diharapkan bisa meminimalkan dampak bencana tanah longsor karena biasanya sebelum terjadi longsor ada tanda-tanda seperti retakan tanah dan lain-lain," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kudus Bergas Catur Sasi Penanggungan di Kudus, Selasa.

Menurut dia cara tradisional dengan melakukan ronda malam di daerah rawan tersebut jauh lebih efektif, dibandingkan harus memasang alat tertentu yang memiliki keterbatasan jangkauan.
Baca juga: Simulasi tanggap bencana diperkenalkan pada siswa kelompok bermain


Terlebih lagi, lanjut dia, kasus bencana tanah longsor tahun 2020 sudah terjadi di Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog, Kudus pada Minggu (5/1).

Akibat bencana tanah longsor tersebut, tercatat ada dua rumah warga yang terdampak karena luasan longsor mencapai 7 meter dan 12 meter.

Sebelum terjadi longsor, katanya, di daerah setempat terjadi hujan deras di sertai angin dan air dari pembuangan atap rumah diduga langsung masuk ke tanah yang memang rawan terjadi longsor.

"Antisipasinya, ketika ada retakan atau tanahnya rawan longsor ditutupi dengan plastik atau benda lain yang bisa mencegah air langsung masuk ke tanah," ujarnya.
Baca juga: Warga Kudus mulai mengungsi akibat banjir

Terkait hal itu, kata dia, sebelumnya sudah disosialisasikan kepada warga yang memang rawan terjadi longsor, seperti di Desa Rahtawu.

Sementara desa lain yang masuk kategori rawan bencana longsor, yakni Desa Colo, Ternadi serta Menawan.

Bencana alam lain yang mulai terjadi pada awal 2020, yakni angin kencang serta pohon tumbang yang terjadi di berbagai tempat, terutama di tepi jalan raya.

Tim BPBD Kudus sendiri langsung bergerak cepat melakukan evakuasi pohon tumbang, seperti yang terjadi pada Senin (6/1) malam tercatat ada empat tempat, yakni di Desa Getaspejaten, Jalan Sunan Muria, Jalan Lingkar Selatan serta Jalan UMK Kudus.

Untuk bencana angin kencang terjadi di Desa Medini, Kecamatan Undaan, Kudus, pada Minggu (5/1) yang mengakibatkan 10 rumah mengalami kerusakan bervariasi.
Baca juga: 800 hektare padi di Kudus tergenang banjir

Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020