Bekasi (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Jawa Barat mencatat sedikitnya 4.190 warga korban banjir di Bekasi mulai terjangkit penyakit sebagai dampak musibah banjir yang melanda wilayah itu.

"Ini hasil rekapitulasi sementara kami, masih terus bergerak dinamis karena ada warga yang langsung mengakses layanan Puskesmas di wilayah masing-masing juga," kata Kepala Bidang Pencegahan Penyakit pada Dinkes Kota Bekasi, Dezy Sukrawati, Selasa.

Dezy menjelaskan, dari total 4.190 warga yang diserang penyakit sebagian besar di antaranya mengalami sakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dengan jumlah mencapai 25 persen lebih.
Baca juga: 39.675 korban banjir di Bekasi masih mengungsi

Sementara sisanya adalah penyakit lain yang umumnya berkaitan dengan kesehatan lingkungan mulai dari diare, penyakit kulit, hingga hipertensi akibat tekanan darah meningkat.

"Mungkin sebagian korban kaget dengan peristiwa tersebut karena ini berlangsung sangat cepat, jadi mereka stres dan tensi mereka juga naik," ungkapnya.

Pihaknya memastikan ketersediaan pertolongan medis berupa obat-obatan bagi warga yang terjangkit penyakit akibat banjir di wilayahnya.

"Obat-obatan kami pastikan aman ya bahkan sejak hari pertama banjir bantuan sudah datang hanya saja di sejumlah titik yang mengalami kerusakan parah agak terkendala akses jalan yang terputus," katanya.
Baca juga: 764 korban banjir Bekasi diserang penyakit

Dinas Kesehatan Kota Bekasi juga telah menyiagakan tim medis di sejumlah posko banjir dan tempat-tempat pengungsian serta permukiman warga untuk menjamin pertolongan kesehatan bagi warga yang membutuhkan penanganan medis.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati mengatakan pihaknya membuka posko induk kesehatan di Pendopo Wali Kota Bekasi, Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan.

"Warga juga dipastikan sudah bisa mengakses layanan lain di Puskesmas yang ada di Kota Bekasi. 42 Puskesmas kita sudah beroperasi kembali," kata dia.
Baca juga: 66 korban banjir Bekasi mulai terserang penyakit

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020