Jika dibandingkan daerah di wilayah Jabodetabek yang juga terdampak banjir, maka Kabupaten Lebak merupakan daerah paling parah. Bahkan, salah satu sungai berpindah tempat dari arus sebelumnya.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan jembatan darurat saat ini merupakan kebutuhan paling mendesak yang harus dikerjakan di Kabupaten Lebak akibat terdampak banjir bandang.

"Di Kabupaten Lebak  ada sekitar 200 jembatan semi permanen yang hilang atau hanyut akibat banjir bandang," kata Menko PMK  di Jakarta, Selasa.

Pemerintah melalui Kemenko PMK dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah meminta TNI untuk membangun tiga jembatan sementara di daerah terdampak.

Tujuannya, agar daerah-daerah yang saat ini masih terisolir pascabanjir bandang dapat dilewati dan penyaluran bantuan logistik didistribusikan dengan baik.

Baca juga: Pemkab Lebak siap bangun jembatan darurat di lokasi bencana
Baca juga: Banjir bandang mengakibatkan 28 jembatan rusak di Lebak

"Terutama jembatan ini akan berguna bagi anak-anak sekolah karena itu memang sangat dibutuhkan," ujar dia.

Jika dibandingkan daerah di wilayah Jabodetabek yang juga terdampak banjir, maka Kabupaten Lebak merupakan daerah paling parah. Bahkan, salah satu sungai berpindah tempat dari arus sebelumnya.

Akibatnya, perkampungan yang awalnya berada di sekitar sungai ikut hanyut dan mengakibatkan sekitar 900 unit rumah warga serta dua sekolah ikut terbawa arus sungai tersebut.

"Kita harus mencari lokasi di luar kecamatan itu untuk membangun sekolah baru. Karena tidak ada lahan untuk membangun sekolah sementara," katanya.
Baca juga: Jembatan gantung roboh di Lebak siswa libur
Baca juga: Warga Lebak gotong royong bangun jembatan darurat


Terkait lokasi relokasi warga yang perkampungannya rata oleh sungai tersebut, Muhadjir mengatakan pemerintah masih mencari lahan baru. Namun, pada dasarnya pemerintah Kabupaten Lebak akan menyiapkan lahan yang dibutuhkan.

Sementara itu, Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengatakan akibat banjir bandang yang melanda Kabupaten Lebak, banyak rumah rusak berat bahkan hilang dan hanyut.
Hingga kini, pemerintah setempat mencatat sebanyak 1.310 rumah kategori rusak berat.

"Kita saat ini sedang memfokuskan untuk membantu mengevakuasi masyarakat yang rumahnya rusak berat," katanya.

Selain itu, pelayanan dasar, pendidikan dan kesehatan juga terus diupayakan dilakukan kepada masyarakat yang menjadi korban banjir bandang tersebut.
Baca juga: Ada 321 jembatan gantung rusak di Lebak

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020