New York (ANTARA) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange membukukan kerugian pertama dalam 11 sesi pada hari Rabu, karena logam mulia ditekan oleh dolar AS yang lebih kuat dan pembelian safe haven yang memudar.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari menurun 14,1 dolar AS atau 0,9 persen menjadi menetap di 1.560,2 dolar AS per ounce.

Emas berjangka ditutup lebih rendah setelah komentar Presiden AS Donald Trump tentang serangan rudal Iran terhadap pangkalan Irak yang menampung pasukan AS.

Presiden Trump mengatakan bahwa tidak ada warga Amerika atau Irak yang tewas dalam serangan rudal Iran terhadap pasukan AS di Irak pada hari Selasa, yang sementara meredakan kekhawatiran meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran.

Indeks dolar AS yang mengukur dolar terhadap enam mata uang utama naik 0,28 persen menjadi 97,27 pada pukul 18.30 GMT.

Harga emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan dolar AS. Hal itu berarti jika dolar jatuh, emas berjangka akan naik, karena emas yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih murah bagi investor yang menggunakan mata uang lain.

Adapun logam mulia lainnya, perak turun 22,6 sen, atau 1,23 persen, menjadi ditutup pada 18,167 dolar AS per ounce. Platinum turun 7,8 dolar AS, atau 0,8 persen, menjadi 963,8 dolar AS per ounce. 

Baca juga: Harga emas berjangka naik untuk sesi ke-10 berturut-turut

Baca juga: Harga Emas melonjak di tengah ketegangan AS-Iran

Penerjemah: Risbiani Fardaniah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020