Jakarta (ANTARA) - Iran mengancam akan membalas serangan Amerika Serikat yang pada awal tahun ini menewaskan Mayor Jenderal Qassem Soleimani.

Rabu (8/1) waktu setempat, serangan balasan Iran berupa rudal dialamatkan ke pangkalan udara Irak al Asad, tempat pasukan asal Amerika Serikat berada. Iran menganggap serangan tersebut sebagai "pembelaan diri yang sah".

Setelah serangan-serangan ini, muncul kekhawtiran akan ada perang siber Amerika Serikat versus Iran.

Jacqueline Schneider dari Hoover Institution of Stanford dalam kolom opini di The New York Times menyatakan "negara yang tidak bisa menyerang Amerika Serikat dengan pesawat, rudal atau lewat laut, bisa menggunakan serangan siber untuk menargetkan tanah Amerika".

Serangan siber dari Iran ke Amerika Serikat, menurut Schneider, tidak menargetkan militer, melainkan warga sipil. Iran bisa saja menargetkan infrastruktur publik sehingga akan berdampak langsung pada kehidupan masyarakat.

Target serangan siber antar lain pasokan listrik, rumah sakit, pasokan air dan transportasi.

Baca juga: Iran katakan gagalkan serangan siber asing "sangat besar"

Baca juga: Serangan siber serbu perusahaan Spanyol

Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020