apabila keran impor gas dibuka, gas yang akan diimpor tersebut hanya akan digunakan untuk kebutuhan industri nasional.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan bahwa ada negara di Timur Tengah yang menawarkan gas untuk kebutuhan industri dalam negeri dengan harga 4 dolar AS per million british thermal unit  dan 0,5 dolar AS untuk ongkos pengiriman.

“Kalau, ini kalau ya, kalau opsi impor gas dibuka, ada negara yang sudah menawarkan kepada kami ke pelabuhan di Indonesia itu 4 dolar AS, let say ongkos kirimnya 0,5 dolar. Jadi 4,5 dolar AS yang harus dibayar. Saya belum bisa bilang, yang pasti Timur Tengah,” kata Menperin di Tangerang, Banten, Kamis.

Menperin menegaskan, apabila keran impor gas dibuka, gas yang akan diimpor tersebut hanya akan digunakan untuk kebutuhan industri nasional.

“Jadi, kalau impor gas dibuka, mohon dicatat, itu bukan untuk kepentingan yang lain kecuali industri. Dan industrinya pun yang membutuhkan gas,” ungkap Agus.

Baca juga: Ini penyebab harga gas industri mahal

Menurut politisi Partai Golongan Karya ini, industri akan semakin efisien dengan harga gas yang lebih murah, terlebih mencapai 4 dolar AS per MMBTU.

Agus memaparkan, Kemenperin mensimulasikan tiga skenario penurunan harga gas untuk industri, di mana salah satunya adalah dengan mekanisme impor.

Selain itu, Kemenperin juga menghitung, jika harga gas bumi 4 dolar AS per MMBTU, akan menurunkan penerimaam negara sebesar Rp53,86 triliun, namun akan meningkatkan penerimaan berbagai pajak dari industri turunannya sebesar Rp85,84 triliun.

“Dari sisi penerimaan negara memang akan berkurang. Di sisi lain impor juga ada risiko neraca perdagangan. Namun, ke depan pendapatan akan dua kali lipat lebih besar,” ujar Menperin.

Baca juga: Presiden harus tegas perintahkan turunkan harga gas

Agus berharap, apabila terdapat gas seharga 4,5 dolar AS per MMBTU di dalam negeri, maka produsen gas lainnya juga turut menurunkan harga untuk industri.

“Ketika nanti industri beli seharga 4 dolar AS, mudah-mudahan yang lain matanya bisa terbuka untuk menjual dengan harga yang sama,” pungkas Agus.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020