Banyaknya rawa dan empang di wilayah Semanan, membuat air jadi tertahan dan lebih lama surut
Jakarta (ANTARA) - Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Barat Purwanti Suryandari menjelaskan letak kawasan Semanan yang lebih rendah menjadi penyebab banjir di lokasi tersebut surut paling lama.

"Karena disana bentuknya mangkuk. Kan di kanan kirinya ada apartemen, terus juga ada Rusun Pesakih. Di belakangnya ada rel kereta. Jadi air enggak bisa keluar," kata Purwanti di Jakarta, Kamis.

Purwanti juga menyebut banyaknya rawa dan empang di wilayah Semanan, membuat air jadi tertahan dan lebih lama surut.

Baca juga: Polda Metro Jaya panggil Kasudin Sumber Daya Air Jakarta Barat

Baca juga: Pakar: Perencanaan penanganan banjir secara berkelanjutan


Baca juga: Anies diminta tidak politisasi banjir dan fokus kerja

Oleh karenanya, pihaknya mengerahkan 10 pompa bantuan dari Dinas SDA dan tiga pompa mobile untuk mempercepat banjir surut.

"Rawa-rawa juga yang kita sedot, empang juga kita sedot, dibuangnya tetap di kali," kata Purwanti.

Titik banjir di wilayah Semanan RW 01 merupakan yang paling lama surut. Banjir baru surut sepenuhnya pada Rabu (8/1) menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD DKI Jakarta.

Sementara menurut data petugas Unit Pengelola Kebersihan (UPK) Badan Air Jakarta Barat, Endriyanto mengatakan, sudah 400 ton yang diangkut dari wilayah RW 01 Semanan untuk dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.



 

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020