Kendari (ANTARA) - Puluhan peserta dari empat negara yang tergabung dalam Ummusshabri Intenational Camp (UIC) tahun 2020, mengagumi sejumlah koleksi benda-benda bersejarah yang tersimpan dalam Museum Negeri Provinsi Sultra di Kendari.

Salah satu peserta UIC dari Philipina, Joan P. Tao Ing (17) saat menghunjungi museum, Jumat menyatakan  mengagumi sejumlah koleksi benda-benda bersejarah yang tersimpan dalam museum negeri.

Peserta UIC melakukan kunjungan wisata dalam kegiatan expo dan kemah yang diselenggarakan Pesanteran Ummusabri Kendari dalam rangkaian HUT ke-47 yang jatuh pada 9 Januari 2020.

"Kami benar-benar senang berkunjung di museum ini. Banyak benda-benda koleksi yang bernilai sejarah dan aku senang dan benar-benar senang," kata Tao Ing, melalui juru bicara oleh salah satu siswa Ummusabri Kendari yang mendampinginya.
Baca juga: Museum Sultra simpan Al Quran tertua Kerajaan Muna

Semarak perayaan Ummusshabri Intenational Camp tahun 2020 berlangsung meriah. Perhelatan akbar ini diselenggarakan Yayasan Ummusshabri ini turut diikuti oleh empat negara luar yakni Amerika Serikat, Thailand, Malaysia dan Filipina.

Panitia UIC provinsi Sultra, Thatit Arif Ramadan mengatakan, kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memeriahkan hari ulang tahun (HUT) Pesantren Ummusshabri Kendari ke 47 yang jatuh tanggal 9 Januari 2020, dan berlangsung sejak tanggal 9 sampai 13 Januari 2020.

"Jadi kungungan ke Museum ini, merupakan rangkaian kegiatan yang sebelumnya dilakukan kegiatan kemah pramuka dan lomba serta pada esok harinya ada seminar internasional yang diselenggarakan di salah satu hotel di Kendari," ujaranya.
Baca juga: Naskah Kuno di Museum Kendari Dilestarikan

Thatit mengatakan kunjung wisata para peserta di Musem ini bertujuan untuk memperlihatkan berbagai peninggalan dan khasana budaya tradisional masa lampau yang tersimpan rapi dalam ruangan koleksi Museum Sultra.

"Kita berharap dalam kegiatan kunjungan ini menjadi momentum untuk memperkenalkan kekayaan budaya Sultra di mata internasional," terangnya.
 
Peserta Ummusshabri Intenational Camp (UIC) tahun 2020 dari empat negara saat melakukan kunjungan wisata di Museum Negeri Sultra di Kendari, Jumat. (foto Antara/Azis Senong)

Sementara itu, petugas bimbingan Museum Negeri Sultra Siti Samsiar mengatakan, benda koleksi yang ada saat ini sebanyak 10 ruang koleksi utama dan dalam satu ruang hanya dipajang puluhan koleksi menjadi pameran yang setiap saat jadi tontonan masyarakat yang datang berkunjung.

Ia mengatakan dari 10 ruang koleksi itu meliputi, ruang satu Beologika yang menyimpan benda-benda bebatuan dan replika tambang nikel, aspal dan pasir kuarsa, ruang dua Biologika menyimpan koleksi seperti aroa binatang khas Sulawesi yang diawetkan, udang/lobster (udang pasir), kura-kura dan molusca.

Kemudian di ruang tiga merupakan ruang koleksi Etnografi, yang menyimpan berbagai koleksi diantaranya kalosara, membesara (upacara adat), pakaian kulit kayu yang berasal dari Kendari. Ruang empat koleksi Arkeologi, yang menyimpan berbagai koleksi di antaranya replika fosil yang ditemukan di daerah Jawa, batu (peralatan manusia purba), pakaian kulit kayu, gerabah dan sebagainya. ruang lima koleksi Historika, foto-foto kesultanan kerajaan Buton, foto-foto pejuang Indonesia, dan foto-foto gubernur dan wakil gubernur.
Baca juga: Kemendikbud: Sebanyak 1.500 objek bersejarah kembali ke Indonesia

Begitu pula diruang enam koleksi Numismatik, yang menyimpan koleksi mata uang, yang dipajang di antaranya mata uang kerajaan Gowa, Buton dan Majapahit di ruang tujuh terdapat ruang Filologika yakni koleksi, naskah lontar, bilangari, tasbih, Al-Quran tulisan tangan, naskah amarana, dan tongkat khatib.

Sementara di ruang delapan merupakan ruang keramik, koleksi keramik-keramik peninggalan dinasti cing, dinasti Ming, dinasti Cina, dinasti Yuang, dan dinasti Hua,
koleksi tertua di museum ini adalah keramik Cina dari dinasti Sung pada abad XII.

Di ruang sembilan terdapat ruang koleksi kesenian tradisional di antaranya gambus, gong dan suling serta di ruang sepuluh koleksi Teknologika yang menyimpan koleksi seperti pandai besi, mesin pencetak surat kabar, teodolit, mesin telegram, alat penumbuk padi, dan alat pengolahan sagu dan benda-benda bersejarah lainnya.

Pewarta: Abdul Azis Senong
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020