Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Jepang memperkenalkan tiga arah kebijakan luar negeri baru terhadap Perserikatan Bangsa-bangsa di Asia Tenggara, ASEAN, terkait bentuk kerja sama yang dijalin antara kedua belah pihak.

Dalam pidatonya di Sekretariat ASEAN, Jakarta, pada Jumat, Menteri Luar Negeri Jepang Motegi Toshimitsu memaparkan ketiga kebijakan baru yang meliputi pemberdayaan manusia, pembenahan kelembagaan, dan pengumpulan kearifan.

"Jepang menyatakan program Industrial Human Resources Development Cooperation Initiative 2.0 saat KTT Jepang-ASEAN 2018, dengan target memberdayakan 80 ribu SDM industri dalam jangka waktu lima tahun hingga 2023," kata Motegi.

Ia menyebut bahwa saat ini upaya itu tengah dijalankan sesuai jadwal dengan empat bidang kerja sama konvensional, yakni penerapan teknologi, pengembangan produk, daya inovasi, dan pengelolaan bisnis, serta satu bidang kerja sama baru terkait ekonomi digital.

Perihal pembenahan kelembagaan, Jepang meyakini bahwa pembenahan sistem politik yang demokratis akan membantu negara-negara anggota dalam merealisasikan ASEAN yang dinamis.

Motegi menyebut, "Indonesia merupakan salah satu model pembangunan negara yang demokratis karena berpengalaman dalam pergantian pemerintah melalui pemilu yang langsung dan bebas, serta dibagikan lewat Bali Democracy Forum."

Dua kebijakan di atas, menurut pemerintah Jepang, mesti dijalankan bersamaan dengan beragam kearifan lokal yang dimiliki oleh negara-negara anggota ASEAN agar dapat memenuhi kepentingan berbagai pihak, bukan hanya Jepang dan ASEAN, namun juga negara di kawasan Indo-Pasifik.

"Saya menegaskan bahwa upaya-upaya baru dan contoh terbaik akan muncul bukan dari usulan sepihak Jepang kepada ASEAN, melainkan dari kearifan ASEAN yang berlandaskan kemajemukan," tutur Motegi.

Sebelum berkunjung ke Sekretariat ASEAN, Motegi terlebih dahulu bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo di Istana Merdeka pada Jumat pagi. Ia kemudian melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi.

Kunjungan ke Indonesia sekaligus ASEAN ini merupakan kunjungan resmi luar negeri pertama kali yang dilakukan Motegi dalam kapasitasnya sebagai menteri luar negeri, setelah menjabat pada September 2019 lalu.

Baca juga: Luhut: Jepang akan investasi perikanan dan migas di Indonesia
Baca juga: MRT Jakarta dipandang proyek terbaik kerjasama Jepang-Indonesia
Baca juga: Pertemuan 2+2 Indonesia-Jepang dilaksanakan tahun ini

Pewarta: Suwanti
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2020