Saya lihat di sepanjang jalan ada tumpukan sampah yang perlu segera ditertibkan, yang sungguh tidak nyaman bagi masyarakat
Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Presiden Jendral TNI (Purn) Moeldoko meminta kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mempercepat penanganan sisa banjir di Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat.

Moeldoko beranggapan sampah sisa banjir yang dibiarkan berlama-lama akan menjadi lebih bau, serta memicu timbulnya penyakit pada masyarakat di sekitarnya.

"Saya lihat di sepanjang jalan ada tumpukan sampah yang perlu segera ditertibkan, yang sungguh tidak nyaman bagi masyarakat," ujar Moeldoko saat meninjau sisa banjir RW 11, Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat.

Baca juga: Kasur hingga mainan ular raksasa menumpuk di pinggir jalan Rawa Buaya

Moeldoko dalam kesempatan itu menyampaikan, Presiden Joko Widodo telah memanggil sejumlah pemimpim daerah di Jabodetabek untuk bersama-sama mengatasi banjir menahun.

Pemerintah Pusat pun, dikatakannya, telah memiliki rencana strategis jangka panjang untuk pencegahan dan penanganan musibah tersebut.

"Tujuannya adalah membuat desain besar bagaimana sesungguhnya banjir ini bisa disiapkan secara strategis dalam jangka panjang, sehingga bisa mengurangi dari kondisinya yang memang sudah menahun dan cukup kritis," ujar pria yang menjabat sebagai Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) itu.

Baca juga: Jadi tempat pengungsian, SD Rawa Buaya berbenah untuk semester baru

Dalam tinjauannya di Rawa Buaya, dia mengenang masa kecilnya yang sering berhadapan dengan masa banjir, yang menurutnya tidak nyaman.

Untuk membantu meringankan beban warga yang terdampak banjir, Moeldoko menyerahkan bantuan kepada sejumlah korban banjir seperti makanan cepat saji, air bersih, sarung, selimut, hingga lainnya.

Selain di Rawa Buaya, Moeldoko dan rombongan meninjau kawasan Kalideres yang juga terdampak banjir parah di Jakarta Barat.

Baca juga: Kunjungi Rusun Rawa Buaya, Anies makan bersama warga

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2020