Mamuju (ANTARA) - Wilayah perairan di Provinsi Sulawesi Barat, khususnya di Selat Makassar bagian Selatan, diterjang gelombang dengan ketinggian hingga 4 meter.

Prakirawan Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Majene Sultan, ketika dihubungi Antara dari Mamuju, Ahad, mengatakan tinggi gelombang antara selat Makassar bagian selatan dan bagian tengah serta bagian utara, berbeda.

"Gelombang yang cukup ekstrem terjadi di wilayah Selat Makassar bagian selatan, yakni di perairan dari Mamuju ke Majene hingga Kabupaten Polewali Mandar dengan tinggi gelombang diperkirakan mencapai 2,5 hingga 4 meter," kata Sultan.

"Sementara, di wilayah selat Makassar bagian utara dan tengah, tinggi gelombang diperkirakan hanya berkisar sekitar 0,5 sampai 1,25 meter," katanya.

Baca juga: BMKG : Gelombang di perairan Sulbar cukup tinggi

Baca juga: Sepekan ke depan, waspadai gelombang tinggi di Majenes-Sulbar

Baca juga: BMKG: Tidak ada zona megathrust di Selat Makassar


Tinggi gelombang di wilayah perairan Sulbar, khususnya di bagian selatan selat Makassar itu diperkirakan akan berlangsung hingga dua hari ke depan.

BMKG mengimbau masyarakat yang berada di Sulbar, khususnya yang bermukim di kawasan pesisir, agar mewaspadai terjangan gelombang ekstrem tersebut.

"Gelombang tinggi yang mencapai 4 meter itu sudah berlangsung sejak kemarin (Sabtu) dan masih berpotensi terjadi hingga dua hari ke depan. Kami mengimbau masyarakat, khususnya yang berada di kawasan pesisir, agar waspada akan potensi terjadinya kembali gelombang tinggi," kata Sultan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun hingga Ahad sore, akibat terjangan gelombang yang cukup ekstrem tersebut, beberapa rumah di Kecamatan Tapalang Kabupaten Mamuju dan di wilayah Kabupaten Majene rusak.

"Kami juga sudah mendapatkan informasi terkait adanya rumah warga di Tapalang yang roboh akibat diterjang gelombang. Sejauh ini, kami belum mendapatkan informasi tentang kemungkinan terputusnya akses jalan trans Sulawesi akibat terjangan gelombang tersebut," ujar Sultan.*

Pewarta: Amirullah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020