Jakarta (ANTARA) - Komunitas Plastik Untuk Kebaikan (KPUK) menyalurkan bantuan sebanyak 200 dus air mineral yang diperuntukkan bagi penyintas banjir di Jabodetabek.

Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta,Minggu, KPUK menyalurkan bantuan tersebut ke Bekasi, Bogor dan Tangerang.

Anggota KPUK, Athika Fauzyah, mengaku prihatin dengan bencana banjir yang melanda Jabodetabek.

“Semoga kita memetik pelajaran untuk menjaga lingkungan dengan mengelola sampah lebih baik lagi,” ujar Athika.

Baca juga: Alumni UI berikan bantuan penyintas banjir senilai Rp250 juta

Athika menambahkan pascabanjir yang melanda Jabodetabek, masyarakat memang rentan terhadap penyakit. Untuk itu diperlukan makanan dan minuman yang higienis dan praktis, sebagai solusi bagi kebutuhan air minum para warga terdampak banjir.

Warga di posko pengungsi membutuhkan air bersih, terutama air minum yang higienis, agar bisa tetap menjaga kebugaran dan kesehatan mereka selama di posko pengungsian. Selain higienis, mereka membutuhkan makanan dan minuman yang praktis agar dapat langsung digunakan memenuhi kebutuhan.

“Air mineral, selain aman dan higienis juga sangat praktis untuk kebutuhan para pengungsi,” kata anggota KPUK, Rusmarnie Rusli.

Pakar Polimer Institut Teknologi Bandung, Dr Ahmad Zainal Abidin, sepakat bahwa pada saat terjadi bencana kebutuhan akan air botol kemasan plastik merupakan pilihan terbaik sebagai sumber hidrasi.

Menurut Ahmad, kemasan plastik PET menunjukkan keunggulan dalam melindungi kualitas air minum kemasan yang sangat dibutuhkan pada saat bencana termasuk bencana banjir.

“Air mineral menggunakan kemasan yang baik karena telah menerapkan standar produksi yang ketat. Sehingga dari kualitas bisa dipastikan aman,” tegas Ahmad.

Selain higienis, air mineral juga sangat praktis karena dapat langsung digunakan para pengungsi tanpa harus memasak air minum terlebih dahulu, atau menggunakan gelas dan tumbler yang harus dicuci di saat air bersih sulit untuk didapat.

#KomunitasPlastikUntukKebaikan sendiri adalah sebuah komunitas yang mengusung visi membantu pemerintah, membudayakan pengelolaan sampah plastik secara dini, dimulai dari diri sendiri dan dari rumah. Plastik bukan musuh yang harus dihindari tapi dikelola dengan baik sampahnya, karena sampah plastik dapat didaur ulang dan memiliki nilai ekonomi.***3***


Baca juga: Kemensos salurkan Rp15 miliar ke daerah banjir Jabodetabek dan Banten
Baca juga: Penanganan terpadu banjir di tiga provinsi dipuji Menteri PPPA



 

Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020