Jakarta (ANTARA) - Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Anthony Sinisuka Ginting berharap bisa bermain lebih baik di ajang Indonesia Masters 2020 setelah sebelumnya mengalami kekalahan langsung pada babak pertama Malaysia Masters oleh pemain China Huang Yu Xiang pekan lalu.

"Pekan kemarin di Malaysia hasilnya ya tahu sendiri, kurang memuaskan. Tapi masih ada kesempatan di Indonesia Masters. Mengawali musim dengan buruk kan bukan berarti nanti akan buruk terus, semoga ke depannya bisa lebih baik. Kan itu harapannya," kata Anthony saat ditemui di Istora Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta, Senin.

Saat berlaga di Malaysia Masters, pebulu tangkis yang menempati unggulan kedelapan ini ditundukkan Xiang dengan dua gim langsung 16-21, 20-22 pada babak pembuka.

Baca juga: Dijegal Huang, Ginting urung ke babak dua Malaysia Masters

Kini Anthony hanya berkomitmen ingin mempertahankan fokus permainannya di Indonesia Masters, agar kesalahan serupa di Malaysia pekan lalu tidak terulang.

"Yang pasti saya mau fokus. Bagaimana caranya itu harus dijaga agar bisa menghadapi lawan, persaingannya juga ketat. Kalau fokus pasti bisa kasih yang terbaik, kemampuan terbaik pasti akan saya keluarkan," kata Anthony.

Ia juga menuturkan, bermain sebagai wakil tuan rumah juga bisa berdampak pada permainan dan tingkat tekanan di lapangan.

"Jadi tuan rumah tentu menyenangkan ya, apalagi dukungan dari penggemar juga pasti ramai. Ini bisa jadi motivasi, sekaligus bisa jadi bumerang. Sebisa mungkin harus kontrol emosi karena harapan dari penonton juga pasti tinggi. Itu pengalaman saya selama ini," katanya.

Baca juga: Fajar/Rian kalah, tak ada wakil Indonesia di final Malaysia Masters

Turnamen Indonesia Masters 2020 akan digelar di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, pada 14-19 Januari, dan akan diikuti sebanyak 267 pebulu tangkis dari 23 negara dari seluruh dunia.

Para peserta akan memperebutkan gelar juara dengan total hadiah mencapai 400.000 dolar AS atau sekitar Rp5,4 miliar. Jumlah hadiah tahun ini naik 50.000 dolar AS, dari sebelumnya hanya 350.000 dolar AS pada 2019.

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2020