Banda Aceh (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Aceh menyatakan puncak musim kering atau kemarau yang terjadi di provinsi paling barat Indonesia tersebut diperkirakan baru berlangsung pada bulan Maret tahun ini.

"Untuk kondisi di Aceh, saat ini memasuki masa peralihan hingga awal Maret 2019. Setelahnya kita perkirakan puncak kemarau," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Aceh, Zakaria Ahmad di Aceh Besar, Senin.

Hingga beberapa bulan ke depan cuaca yang berlangsung baik di wilayah timur maupun tengah Aceh masih berpotensi hujan ringan, meski curah hujan, durasi hujan, dan jumlah hari hujan cenderung berkurang.

Baca juga: Sawah sudah dibajak, namun 4.000 hektare gagal tanam di Aceh Barat

Baca juga: Hingga September puncak kemarau di Aceh, sebut BMKG

Baca juga: Kebakaran lahan di Aceh Barat semakin meluas akibat musim kemarau


Suhu udara terpanas diperkirakan berlangsung siang hari sekitar 30-32 derajat celsius, dan malam hari berkisar 22-23 derajat celsius dengan kecepatan angin antara lima hingga 20 kilometer/jam.

Sedangkan sejumlah kabupaten/kota di Aceh terutama wilayah barat-selatan merupakan daerah non-zoom atau tidak mengenal musim yang berbatasan dengan Samudera Hindia.

"Dalam beberapa hari ke depan wilayah barat-selatan, dan sebagian wilayah di antaranya Gayo Lues dan Bener Meriah berpotensi di Landa hujan ringan. Sedangkan yang lain pekan ini cerah berawan," kata dia.

Kondisi wilayah perairan Aceh bakal dilanda gelombang tinggi meliputi Sabang-Banda Aceh, utara-timur Aceh, dan Selat Malaka bagian utara masing-masing 0,5 hingga 1,25 meter.

"Gelombang yang perlu diwaspadai terutama nelayan yang melaut, yakni barat-selatan Aceh sekitar 0,5 sampai 2,5 meter, dan Samudera Hindia barat Aceh 1,25 hingga 2,5 meter," tutur Zakaria.*

Baca juga: Pelayaran Sinabang-Meulaboh Aceh dihentikan akibat cuaca buruk

Baca juga: Cuaca ekstrem ganggu pencarian mahasiswa asal Papua di Aceh Selatan

Baca juga: Helikopter bom air batal terbang ke Aceh Barat karena cuaca buruk

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020