Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sudah memetakan daerah-daerah mana yang akan ditanami tanaman vetiver terutama di daerah yang mengalami longsor di Banten dan Jawa Barat.

"Kita memetakan, lahan di Banten akan banyak ditanam vetiver karena memang setelah longsor  tanahnya  terkupas. Banyak tebing-tebing yang muncul setelah terjadi longsor dan itulah yang akan kita tanami vetiver," ujar Sekretaris Ditjen Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDASHL) Yulianto Joko Putranto di sela rapat kerja rehabilitasi DAS yang dilakukan di kantor KLHK di Jakarta, Senin.

Daerah Lebak di Banten dan Sukajaya di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengalami banjir bandang dan tanah longsor setelah hujan tidak berhenti mengguyur daerah Jabodetabek pada awal 2020. Hujan menelan 62 korban jiwa dengan 20 orang meninggal di Banten dan 26 orang di Jawa Barat dan 16 sisanya di DKI Jakarta.

Menanggapi bencana tersebut, Presiden Joko Widodo memilih vetiver sebagai salah satu tanaman penutup lahan perbukitan untuk mencegah kembali terjadinya tanah longsor dan memerintahkan KLHK untuk segera melakukan rehabilitasi kawasan tersebut.

Baca juga: Vetiver hanya dapat menahan longsor dalam jangka pendek

Baca juga: Peneliti LIPI: Tanaman vetiver mampu cegah longsor dan erosi

Baca juga: BNPB siapkan 10.000 bibit tanaman vetiver antisipasi longsor


Vetiver atau akar wangi atau narwastu merupakan jenis rumput yang berasal dari India dan memiliki batang yang kaku dan keras. Jika ditanam, tumbuhan dari famili Poaceae itu tumbuh seperti pagar yang rapat dan mampu menahan aliran air permukaan.

Meskipun vetiver bukanlah satu-satunya tanaman penutup lahan tapi jenis tanaman tersebut merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk pengendalian tanah di tebing.

Apalagi, kata Yulianto, setelah longsor yang mengakibatkan terkupasnya tanah menyebabkan tanah daerah tersebut sudah tidak subur yang membuat jenis vetiver yang harus ditanam duluan.

Tidak hanya di Jawa, KLHK juga akan menanam vetiver di daerah-daerah lain di pulau-pulau selain Jawa yang daerah tebingnya sudah tersingkap.

KLHK sendiri ditargetkan untuk melakukan rehabilitasi 2.500 hektare (ha) di DAS Ciujung dan DAS Cidurian yang memiliki hulu di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak melewati Banten dan bermuara di Laut Jawa.

Mengikuti instruksi Presiden Joko Widodo, rehabilitasi kawasan tersebut ditargetkan selesai pada Maret 2020.

Sebagai salah satu upaya rehabilitasi DAS, KLHK juga mengajak para pengelola hutan rakyat untuk mulai menanam pohon yang lebih kuat untuk menahan dan menyimpan air di daerah hulu.

"Inilah yang mau kita coba tawarkan kepada masyarakat jenis tanaman-tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi antara lain seperti macademia," ujar Yulianto.*
 

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020