Jakarta (ANTARA) - Salah satu raksasa otomotif Jepang, Nissan, menyatakan "sama sekali tidak berencana" mengakhiri aliansinya bersama Renault, membantah rumor yang menyebutkan dua perusahaan itu akan mengakhiri kerja sama setelah kasus mantan pucuk pimpinan eksekutif (CEO) Carlos Ghosn yang berlarut-larut.

Baca juga: Nissan bantah rumor "cerai" dari Renault

Financial Times pada Senin (13/1) mengutip "beberapa sumber yang memiliki pengetahuan tentang masalah ini", mengatakan bahwa petinggi senior perusahaan ingin mempercepat pekerjaan bersama kemudian mencari peluang untuk berpisah dari Renault.

Nissan melalui sebuah pernyataan tegas menjawab, "Nissan sama sekali tidak mempertimbangkan untuk membubarkan aliansi."

"Aliansi adalah sumber daya saing Nissan," kata perusahaan itu dilansir AFP pada Selasa, seraya menambahkan bahwa pihaknya akan terus memberikan "hasil yang sama-sama menguntungkan untuk semua perusahaan anggota aliansi."

Aliansi yang juga melibatkan Mitsubishi Motors kerap dikabarkan sedang merenggang setelah mantan pimpinan mereka, Carlos Ghosn, tersandung pelanggaran keuangan.

Ghosn yang meninggalkan Jepang mengatakan dalam konferensi pers di Libanon, bahwa aliansi itu kini berjalan tanpa arah.

Ketua baru aliansi, Jean-Dominique Senard mengatakan kepada harian Belgia LʻEcho bahwa tuduhan itu "tidak berhubungan dengan situasi aliansi saat ini".

“Aliansi Renault-Nissan tidak mati! Kami akan segera menunjukkan alasannya kepada Anda,” kata Senard.

Saham Nissan turun hampir tiga persen pada Selasa sore.

Baca juga: Ongkos mahal pelarian Carlos Ghosn

Baca juga: Sempat gelar pesta di Versailles, Ghosn: Saya kira itu gratis

Baca juga: Ghosn tuding Presiden Prancis terlibat di krisis Renault-Nissan
Pewarta:
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020