Jakarta (ANTARA) - Menteri Lingkungan Jepang Shinjiro Koizumi akan segera mengumumkan bahwa ia mengambil cuti melahirkan untuk ayah, kata pejabat pemerintah, Rabu (15/1), dengan harapan bisa jadi panutan bagi para ayah yang bekerja di negeri Sakura.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe telah berusaha mendorong lebih banyak laki-laki untuk mengambil cuti melahirkan untuk ayah sebagai bagian dari program "Womenomics" untuk memperkuat pekerjaan perempuan. Namun tak banyak yang berubah.

Beberapa anggota parlemen lain pada awalnya mengkritik niat Koizumi untuk mengambil cuti melahirkan, mereka mengatakan ia harus memprioritaskan tugas kepada publik sebagai menteri kabinet.

Koizumi, putra mantan perdana menteri karismatik Junichiro Koizumi dan sering disebut akan jadi pemimpin masa depan, diperkirakan akan mengumumkan niat itu segera, kata juru bicara kementerian lingkungan.

Lembaga penyiaran publik NHK melaporkan bahwa Koizumi hanya akan cuti selama 2 minggu dalam 3 bulan.

Jepang termasuk negara yang tidak pelit dalam urusan kebijakan cuti melahirkan untuk orangtua. Baik perempuan dan laki-laki yang cuti masih mendapat sebagian gaji hingga setahun, atau lebih lama durasinya bila tidak ada jasa penitipan anak. Kebijakan bahkan lebih akomodatif bagi pegawai pemerintah.

Tetapi hanya enam persen pekerja laki-laki yang mengambil cuti untuk mengurus anak, sebagian besar hanya cuti kurang dari seminggu, berdasarkan data pemerintah.

Beberapa tahun lalu, angkanya hanya mencapai tiga persen, jauh dari target tiga belas persen yang ditetapkan oleh pemerintah untuk tahun 2020.

Koizumi ditunjuk untuk menempati jabatan penting pada bulan September. Berita itu muncul tak lama setelah dia ramai diperbincangkan karena menikahi Christel Takigawa, pesohor keturunan Prancis-Jepang.

Baca juga: Tersandung kentang dan jagung, menteri Jepang mundur

Baca juga: "A Beloved Wife", dinamika hubungan suami istri yang tak selalu manis

Baca juga: Ujaran "perubahan iklim seksi" dianggap tak patut oleh aktivis Jepang

 

Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020