Hanya ekspor pertanian yang naik 5,3 persen tahun ini dibandingkan 2018.
Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia sepanjang 2019 turun 6,94 persen menjadi sebesar 167,53 miliar dolar AS dari nilai ekspor pada 2018 yang sebesar 190,01 miliar dolar AS.

"Penurunan ekspor 6,94 persen dari tahun sebelumnya. Penurunan ini cukup tajam," kata Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Rabu.

Suhariyanto memaparkan, sejumlah sektor mengalami penurunan ekspor pada 2019, di antaranya ekspor migas 2019 turun 27 persen dibandingkan 2018, ekspor industri pengolahan turun 2,7 persen, dan ekspor tambang dan lainnya turun 15 persen.

"Hanya ekspor pertanian yang naik 5,3 persen tahun ini dibandingkan 2018," tukas Suhariyanto.

Baca juga: Kemenkeu resmikan Kantor Bersama Ekspor untuk permudah layanan

Menurut dia, penurunan ekspor terjadi karena perekonomian dunia yang melambat dan situasi perdagangan yang kurang baik, sehingga membuat permintaan barang dari negara-negara tujuan ekspor menurun.

"Perekonomian dunia melambat, di Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang. Kalau melambat, pasti ada permintaan yang turun," jelasnya.

Selain itu, lanjut dia, fluktuasi harga minyak juga mempengaruhi turunnya kinerja ekspor sepanjang 2019.

Pangsa pasar ekspor utama Indonesia adalah China, Amerika Serikat, dan Tiongkok. Kemudian disusul India, Singapura, dan Malaysia.

"Kita berharap ke depan ekspor dapat kembali meningkat sehingga akan memperbaiki neraca perdagangan kita," pungkas Suhariyanto.
Baca juga: Kemenkeu luncurkan aplikasi INSWMobile permudah layanan ekspor

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020