Likuidasi SAA bukan merupakan skenario saat ini
Johannesburg (ANTARA) - South African Airways (SAA) mungkin harus menangguhkan beberapa penerbangan dan menunda pembayaran gaji jika pemerintah tidak dapat segera membuat rencana untuk menyediakan bantuan sebesar dua miliar rand ($ 139 juta) yang dijanjikan kepada maskapai itu bulan lalu, seorang pejabat serikat pekerja mengatakan pada Rabu.

SAA, maskapai milik negara, memasuki bentuk perlindungan kebangkrutan bulan lalu dalam upaya menyelamatkan perusahaan dan 10.000 pegawai. Pada saat itu dijanjikan 2 miliar rand dari pemerintah dan 2 miliar rand dari pemberi pinjaman.

Tetapi serikat pekerja yang diberi tahu oleh ahli yang ditunjuk untuk menyelamatkan perusahaan pada Rabu mengatakan bahwa pemerintah belum dapat memberikan porsi dana dan bahwa 2 miliar rand dari pemberi pinjaman telah habis, kata presiden Gerakan Transportasi Nasional Mashudu Raphetha kepada Reuters.

Serikat pekerja diberi tahu bahwa aksi penyelamatan bisnis SAA membutuhkan kejelasan dari pemerintah mengenai dana 2 miliar rand yang dijanjikan pada 19 Januari, kata Raphetha.

Les Matuson dan Siviwe Dongwana, praktisi penyelamat bisnis, mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Kami tetap berharap bahwa suatu mekanisme dapat ditemukan untuk mengatasi kekurangan likuiditas."

"Pemerintah terus menunjukkan dukungannya untuk proses penyelamatan bisnis dan bersama-sama kami sedang mempertimbangkan berbagai skenario untuk menjaga operasional entitas. ... Likuidasi SAA bukan merupakan skenario saat ini," pernyataan itu menambahkan.

Seorang juru bicara kementerian perusahaan publik tidak segera tersedia untuk memberikan komentar.

Dalam sebuah pernyataan pada 20 Desember, Matuson dan Dongwana mengatakan ada "prospek yang masuk akal" untuk menyelamatkan SAA.

SAA adalah salah satu dari beberapa perusahaan negara yang terperosok dalam krisis keuangan setelah hampir satu dasawarsa akibat salah kelola dan korupsi di negara dengan kekuatan ekonomi paling maju di Afrika itu.

Baca juga: RI terus upayakan peningkatan hubungan ekonomi dengan Afrika Selatan

Baca juga: Afrika Selatan dukung pembentukan perjanjian dagang Indonesia-SACU


 

Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020