Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia mengatakan ada potensi neraca perdagangan Indonesia pada 2020 akan berbalik menjadi surplus sejalan dengan penyempitan defisit yang terjadi pada akhir 2019.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo di Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan di Jakarta, Kamis, mengatakan di akhir 2019, kinerja perdagangan menunjukkan perbaikan drastis.

Dia optimistis penyempitan defisit neraca perdagangan di akhir 2019 akan berlanjut sepanjang 2020 seiring tekanan ekonomi global yang kian mereda.

Baca juga: Menko Luhut: B30 berkontribusi terhadap kinerja neraca perdagangan

Pada akhir 2019, defisit neraca perdagangan menurun menjadi tiga miliar dolar AS dibandingkan 2018 yang sebesar 8,3 miliar dolar AS.

"Karena berkurangnya defisit neraca perdagangan cukup besar dari 8,70 miliar dolar AS menjadi pada kisaran 3 miliar dolar AS," kata Dody.

Dody berharap kondisi perekonomian global mengalami perbaikan dalam beberapa waktu ke depan untuk membantu mengerek harga komoditas.

Baca juga: SKK Migas sebut impor minyak dipangkas untuk atasi defisit perdagangan

Dia melanjutkan, penguatan nilai neraca perdagangan akan membantu memperbaiki defisit transaksi berjalan (current account deficit) dari kisaran 2,5-3 persen Produk Domestik Bruto, serta menjaga nilai tukar rupiah.

"Kami harap pada 2020 ini, angka defisit neraca perdagangan semakin mengecil dan akan mempengaruhi transaksi berjalan," katanya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan sepanjang 2019 mengalami defisit 3,20 miliar dolar AS. Defisit tersebut terjadi seiring dengan kinerja ekspor sepanjang 2019 yang mencapai 167,53 miliar dolar AS atau lebih rendah dibandingkan dengan kinerja impor yang mencapai 170,72 miliar dolar AS.

"Defisit pada 2019 ini lebih kecil bahkan hampir sepertiga dari defisit yang terjadi pada 2018 yaitu 8,6 miliar dolar AS," kata Kepala BPS Suhariyanto.

Selama Desember 2019 neraca perdagangan mengalami defisit 0,03 miliar dolar AS atau jauh lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada November 2019 sebesar 1,39 miliar dolar AS.
 

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020