(ANTARA News) - Kontribusi pemerintah dan masyarakat Kabupaten Kaimana, Papua Barat, terhadap perlindungan lingkungan laut telah dimulai. Pada Senin 24 November 2008, Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi meresmikan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) di kabupaten yang juga dikenal sebagai "Kota Senja" itu.

Peresmian kawasan tersebut dianggap sebagai langkah awal pemerintah daerah itu dengan dukungan masyarakat adat setempat mengingat manfaatnya baru akan sangat terasa puluhan tahun mendatang.

Kegiatan itu diharapkan dapat menjaga lingkungan laut yang akhirnya dapat tetap mensejahterakan masyarakat. Karena itu, dalam sambutan peresmiannya, Freddy Numberi mengatakan, pemerintah kabupaten Kaimana dan masyarakat telah mengambil suatu langkah strategis dan penting dalam menjaga wilayah pesisir dan laut yang kaya akan berbagai sumberdaya hayati dan non-hayati.

Kawasan seluas 597.747 hektare tersebut terletak sepanjang empat mil dari garis pantai pulau terluar. Kawasan itu merupakan lokasi cadangan ikan terbesar di Indonesia yang dapat memasok ikan ke wilayah lainnya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Conservation International Indonesia (CII) pada 2006 menunjukkan bahwa Kaimana memiliki biomassa ikan tertinggi di Asia Tenggara, yaitu sekitar 228 ton per kilometer persegi. Selain itu, Kaimana juga memiliki 959 jenis ikan karang, 471 jenis karang, termasuk 16 jenis baru, dan 28 jenis udang mantis.

Meski sudah termasuk kawasan konservasi, pemerintah menjamin bahwa kawasan itu akan dikelola dengan prinsip-prinsip konservasi yang ramah lingkungan, dan tetap membuka luas akses bagi nelayan untuk memanfaatkannya secara berkelanjutan.

"Program konservasi tidak melarang masyarakat mengambil dari alam baik darat maupun laut. Kawasan ini justru akan melindungi kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat," kata Bupati Kaimana Hasan Achmad.

Ia juga mengatakan, masyarakat dapat bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam mengembangkan pariwisata laut selain budidaya perikanan.

Kabupaten itu memiliki 84 kampung dari tujuh distrik, dengan jumlah penduduk pada 2004 sebanyak 48.750 jiwa. Sebanyak 80 persen penduduk Kaimana berdomisili di pesisir pantai kawasan konservasi, hidup sebagai nelayan.

Bagi pemerintah, seperti kata Freddy Numberi, pencadangan KKLD itu oleh Pemkab Kaimana merupakan komitmen pemerintah daerah mendukung program 10 juta hektare kawasan konservasi laut pada 2010 yang telah disampaikan Presiden RI dalam sambutan tertulisnya pada konferensi internasional "Convention on Biological Biodiversity" di Brasil pada Maret 2006.

Dengan adanya tambahan luasan kawasan konservasi laut dari Kaimana sebesar enam persen itu, maka luas kawasan laut di seluruh Indonesia sampai saat ini sudah mencapai sekitar 8,9 juta hektare. Dan, pemerintah, seperti dikatakan Freddy Numberi, optimistis sasaran 10 hektare kawasan konservasi laut pada 2010 akan tercapai.

Mengenai peran serta masyarakat adat setempat, Freddy Numberi menyampaikan rasa salut dan terima kasihnya karena baru pertama kali di Indonesia ada masyarakat adat yang secara sadar menyerahkan lahan milik mereka yang dimiliki secara turun temurun diserahkan untuk dikelola sebagai kawasan konservasi.

Disebutkan bahwa sebelum resmi dideklarasikan, KKLD itu juga telah resmi disetujui dalam adat Mairasi melalui "sinara" atau upacara adat pada 14 April 2008 di Pulau Umbrom, di wilayah teluk Triton.

Di Kaimana terdapat delapan suku dengan suku Mairasi sebagai salah satu suku terbesar yang memiliki hak ulayat di wilayah kawasan konservasi laut Kaimana.

Pada 17 Juli 2008, Bupati Kaimana Hasan Achmad mengeluarkan Peraturan Bupati� No. 04 Tentang Pencadangan Kawasan Konservasi Laut Kabupaten Kaimana. Kabupaten Kaimana merupakan kabupaten yang baru berdiri berdasarkan pemekaran dari Kabupaten Fak-fak berdasarkan UU No.26 tahun 2002.

Kepala Suku Mairasi Yonathan Ojanggai seperti dikutip Dinas Perikanan dan Kelautan Kaimana, mengajak masyarakat adat di Kaimana untuk menyambut baik dan bergandengan tangan dengan pemerintah dan CII, LSM yang melakukan� pendampingan dalam pembentukan kawasan laut itu, untuk mensukseskan program KKLD itu.

"Melalui deklarasi KKLD ini mari kita sukseskan. Pembangunan KKLD untuk meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat, terutama nelayan tradisional Kaimana, karena kalo bukan kitong siapa lagi yang mo bangun Kaimana," katanya.

Pemerintah, seperti disampaikan menteri Freddy Numberi, akan membantu Pemkab dan masyarakat Kaimana dalam melaksanakan rencana kerja agar program tersebut berhasil antara lain dengan menyediakan sarana dan prasarana seperti kapal cepat untuk melakukan pengawasan.

"Kita harus terus-menerus monitor dan mengevaluasi strategi dan upaya kita ini," kata menteri dalam sambutan peresmian yang sempat disertai hujan gerimis dan angin yang bertiup cukup kencang itu. (*)

Oleh Oleh Ahmad Buchori
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008