Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr Din Syamsuddin, menegaskan, Muhammadiyah menganut Islam yang berkemajuan dengan memilih gerakan praksisme, yakni memadukan ide serta aksi nyata di lapangan. Ia mengatakan itu di Jakarta, Jumat malam, dalam rangka "Refleksi Milad Muhammadiyah" (99 Tahun H atau 96 Tahun Miladiyah) di Kantor PP Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat. "Menghadapi krisis global yang terus bertambah, yakni sebelumnya krisis energi, lalu pangan dan kini finansial, semua potensi Muhammadiyah harus bersama-sama bangkit memberi kontribusi nyata mengatasinya melalui berbagai kiprah di lapangan," katanya. Din Syamsuddin lalu mengungkapkan sejumlah kemajuan di berbagai bidang andalan Muhammadiyah selama kepemimpinannya, baik di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi syariah serta kiprah Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM). "Alhamdullilah, segala puji bagi Allah SWT, ada kemajuan di mana-mana, meskipun memang tidak melompat-lompat pertumbuhannya sebagaimana saya dan PP Muhammadiyah kehendaki," ungkapnya. Menghadapi kenyataan pesatnya dinamika perkembangan yang terjadi oleh gerakan non Muhammadiyah, Din Syamsuddin menegaskan, pihaknya tidak hanya melihatnya dengan marah-marah. "Memang dinamika di dalam negeri juga tak kalah serunya dengan di luar negeri. Dan suatu ketika, di sebuah gedung pencakar langit di Jakarta, saya memandang sekelilingnya dan bertanya, di mana gerangan Muhammadiyah di antara belantara pencakar langit ini," tanyanya. Kalau melihat kelebihan (ekonomi, pendidikan dan hal-hal lain) yang dicapai orang lain, Din Syamsuddin mengatakan, memang ada sedikit rasa tertinggal. "Tetapi bagi saya yang terpenting hal itu semua membangkitkan semangat untuk bersaing, untuk maju. Bukannya hanya marah-marah melihat yang lain itu maju. Mari harus tandingi dan alhamdullilah, puji Tuhan, Muhammadiyah bisa untuk bersaing. Jadi, jangan hanya marah-marah (melihat yang lain maju)," tegasnya. Karena, menurut Din Syamsuddin lagi, Muhammadiyah menganut Islam yang berkemajuan, proporsional serta fungsional. Hadir pada acara sederhana yang diisi dengan pengajian bulanan rutin itu, antara lain sejumlah tokoh politik Muhammadiyah dari berbagai partai, seperti Joko Susilo (anggota Komisi I DPR RI dari Partai Amanat Nasional), Fuad Bawazier (salah satu petinggi Partai Hati Nurani Rakyat), Ali Kiay Demak (fungsionaris Partai Persatuan Pembangunan).(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008