Bengaluru, India (ANTARA) - Emas diperdagangkan dalam kisaran ketat diperdagangan Asia pada Senin pagi, karena data ekonomi AS yang kuat memicu selera investor terhadap aset-aset berisiko dan merusak daya tarik safe-haven logam mulia.

Harga spot gold naik tipis 0,1 persen menjadi 1.558,47 dolar AS per ounce pada pukul 01.34 GMT (08.34 WIB), setelah mencatat penurunan hampir 0,4 persen pekan lalu. Emas berjangka AS turun 0,1 persen menjadi 1.558,10 dolar AS per ounce.

Harga emas tertekan setelah pasar saham Asia melonjak mendekati level tertinggi 20 bulan, didukung oleh reli panjang pada saham-saham global di Wall Street dan data ekonomi AS yang kuat.

Pembangunan perumahan AS melonjak ke level tertinggi 13-tahun bulan lalu karena aktivitas meningkat, sementara produksi di pabrik-pabrik meningkat untuk bulan kedua berturut-turut, data menunjukkan pada Jumat (17/1/2020).

Presiden AS Donald Trump berusaha pada Minggu (19/1/2020) untuk meyakinkan para petani dan peternak Amerika yang dilanda perang tarif berkepanjangan, bahwa perjanjian perdagangan dengan China yang ia tandatangani akan menghasilkan pembelian besar-besaran produk pertanian AS.

Sementara itu, Wakil Perdana Menteri China Liu He mengatakan Beijing dan Washington menandatangani perjanjian Fase 1 telah menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi hubungan China-AS di waktu mendatang, menurut laporan media pemerintah Xinhua.

Presiden Federal Reserve Bank Philadelphia Patrick Harker mengatakan pada Jumat (17/1/2020) bahwa pasar tenaga kerja yang kuat meningkatkan kepercayaan konsumen dan mengangkat ekonomi AS, meskipun ada hambatan seperti perlambatan global dan ketidakpastian perdagangan.

Membaiknya kondisi perekonomian AS telah mendorong para spekulan memangkas posisi bullish mereka dalam kontrak emas COMEX selama seminggu hingga 14 Januari, data menunjukkan.

Kepemilikan SPDR Gold Trust, dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas terbesar di dunia, naik 2,20 persen menjadi 898,82 ton pada Jumat (17/1/2020).

Pembelian emas fisik meningkat sebelum perayaan Tahun Baru Imlek di China dan Singapura, sementara permintaan di India berkurang minggu lalu, mendorong pengecer untuk menawarkan lebih banyak diskon.

Logam mulia lainnya, palladium datar di 2.479,73 dolar AS per ounce. Logam katalis otomatif itu mencapai rekor tertinggi 2.537,06 dolar AS pada Jumat (17/1/2020).

Penurunan ketersediaan paladium logam otomotif telah mendorong harga naik hingga setinggi 25 persen hanya dalam dua minggu, mempercepat reli empat tahun dan memicu ekspektasi untuk kenaikan lebih lanjut, kata para analis.

Sementara itu, perak naik sebesar 0,2 persen menjadi 18,03 dolar AS per ounce dan platinum naik 0,6 persen menjadi 1.023,55 dolar AS per ounce.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020