Surabaya (ANTARA News) - Lima seniman tari tradisional "Kabuki" asal Jepang akan tampil dalam pementasan khusus di Taman Budaya Jawa Timur, Rabu malam.

Kehadiran mereka yang difasilitasi oleh Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya, Japan Foundation, dan Japan Art Council National Theater, adalah untuk memperingati 50 tahun hubungan kerja sama Jepang dengan Indonesia.

Sebelumnya pada awal Nopember lalu, Konjen Jepang juga mendatangkan kesenian tradisional "Hono-I-Daiko" atau drum Jepang yang memukau warga di Surabaya.

"Ini untuk pertama kalinya warga Surabaya bisa menikmati secara langsung kesenian tradisional Jepang Kabuki yang usianya sudah ratusan tahun," kata Staf Penerangan Konjen Jepang di Surabaya, Arfil Syahadat.

Lima seniman Kabuki kawakan Kabuki yang hadir di Surabaya diantaranya Bando Kotoji, Nishizaki Emino, Kawamoto Ryuyo, dan Nishizaki Sakurako.

Ia menjelaskan bahwa Kabuki yang muncul pertama kali pada sekitar abad ke-16, tidak beda jauh dengan kesenian tradisional asli Surabaya atau Jatim yakni ludruk yang memadukan seni tari dan teater.

Seperti halnya ludruk, kesenian Kabuki pada awalnya juga dimainkan kaum pria yang sebagian berperan sebagai perempuan dalam lakon atau cerita yang dipentaskan.

"Tapi seiring perkembangan jaman, kabuki modern mulai dimainkan kaum perempuan dan disukai tidak hanya masyarakat Jepang, tapi juga manca negara," katanya.

Di negara asalnya Jepang, pementasan teater Kabuki digelar secara rutin di sejumlah kota, diantaranya Tokyo, Kyoto, Osaka, Kagawa, dan Fukuoka.

Selain pentas teater Kabuki, peringatan 50 tahun kerja sama Jepang dengan Indonesia juga dimeriahkan pameran "Nishiki-e", yaitu sejenis gambar cetak cukil kayu dengan ragam warna menarik.

Kegiatan pameran ini dilaksanakan di House of Sampoerna Surabaya mulai 12 hingga 21 Desember 2008 mendatang.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008