Kami terus melakukan antisipasi masuknya penyakit polio dari Filipina dan pneumonia dari China
Manado (ANTARA) - Kantor Otoritas Bandar Udara VIII Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara, berupaya mencegah masuknya penyakit Polio dan Pneumonia di provinsi tersebut.

"Kami terus melakukan antisipasi masuknya penyakit polio dari Filipina dan pneumonia dari China," kata Kepala Otban VIII Manado MT Edison Saragih di Manado, Rabu.

Baca juga: Kemenkes imbau pelancong ke Korea dan Jepang waspada nCov

Dia menjelaskan, langkah tepat diperlukan guna menghadapi ancaman masuknya virus corona yang di negara asalnya sudah ditetapkan sebagai wabah.

"Langkah mitigasi sudah dilakukan bahkan sejak tahun lalu begitu edaran dari pusat turun. Tahun ini kita perketat," katanya.

Langkah antisipasi yang dilakukan ialah menempatkan thermal scanner di terminal keberangkatan internasional. Selain itu, pemberian vaksin oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado.

"Kepada calon penumpang kami harapkan bisa melakukan vaksinasi mandiri sebelum bepergian ke Filipina maupun China," katanya.

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado, Yohanis Patari menjelaskan, status wabah polio di Filipina sejauh ini belum dicabut.

"Arahan pusat sejak tahun lalu, prosedurnya masih sama dan kita perkuat tahun ini," kata Patari.

Kantor Kesehatan Bandara Sam Ratulangi tetap memberikan pelayanan kepada penumpang yang akan ke Filipina dan sebaliknya.

Tahun lalu, pihaknya dapat bantuan vaksin dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulut dan cadangan stok-nya menipis.

Tahun ini, pihaknya mengupayakan ke Kementerian Kesehatan dan itu butuh waktu relatif lama pengadaannya.

"Karena itu kami imbau calon penumpang yang akan ke Filipina agar bisa vaksin sendiri di klinik swasta karena di situ bebas dijual," katanya.

Sebagaimana Surat Edaran Dijen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor 5r.03.04/11/2320/2019 tentang Kewaspadaan dan Respon Terhadap KLB Polio VDPV Tipe 2, penumpang yang akan ke Filipina dan sebaliknya sudah mendapatkan imunisasi Polio minimal 4 minggu terakhir dengan menunjukan International Certificate of Vaccination or Prophylaxis (ICV).

Sementara, untuk unknown Pneumonia yang belum diketahui penyebabnya, Kantor Karantina Kesehatan tetap mengawasi penumpang dari China, khususnya Wuhan.

Pihaknya juga menelusuri kota-kota yang selama ini memiliki koneksi penerbangan dengan Wuhan. Seluruh penumpang dari China wajib diawasi.

Kata Patari, penyakit ini belum ada vaksinnya sehingga butuh kewaspadaan tinggi. Jangan sampai penyakit yang belum diketahui etiologinya ini dinyatakan sebagai penyakit baru di Sulut.

Baca juga: China: Orang keempat kasus pneumonia di Wuhan meninggal
Baca juga: China: Orang keempat kasus pneumonia di Wuhan meninggal

Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020