Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsuddin, mengajak seluruh umat Islam, terutama warga persyarikatan untuk bergandeng tangan mengatasi krisis energi, pangan dan finansial yang tengah menghantam bangsa Indonesia.

Din dalam siaran persnya yang diterima di Jakarta, Jumat, mengingatkan, agar jangan sampai ada orang atau kelompok yang bermain di air keruh, terutama untuk kepentingan politik. Terlebih beberapa bulan mendatang Indonesia akan menghadapi pesta demokrasi.

"Boleh jadi ada kekuatan-kekuatan politik atau figur-figur politik yang dengan sengaja memanfaatkan situasi ini terutama untuk mendiskreditkan pemerintah," kata Din dalam acara Tabligh Akbar memperingati Milad Muhammadiyah ke-99 di Situbondo, Jawa Timur, Jumat.

Menurut Din, cara-cara seperti itu tak mencerminkan etika politik Islam. "Muhammadiyah justru harus mengoreksi dan mengawal, sehingga tak ada yang mengail di air keruh memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan."

Meski begitu, Din mendesak agar pemerintahan yang dipimpin Presiden Yudhoyono dan Wapres Jusuf Kalla bersungguh-sungguh dan berbuat nyata, tidak berdiam diri. Menurut Din, pemerintah harus mengajak seluruh potensi bangsa untuk mengatasi berbagai krisis.

"Karena pemerintah tak boleh berpretensi bisa menyelesaikan masalah dengan sendirinya saja, maka perlu melibatkan seluruh potensi bangsa termasuk Muhammadiyah," kata Din.

Dia mengimbau, umat Islam juga perlu turut ambil bagian dalam mengatasi berbagai krisis. Ia menyerukan agar warga persyarikatan Muhammadiyah bisa menjadi solusi bagi bangsa Indonesia.

"Di mana pun berada, warga Muhammadiyah harus menjadi problem pelayan bagi bangsa," katanya.

Untuk mengatasi krisis bangsa, Muhammadiyah tak hanya menjadi gerakan dakwah tapi juga gerakan ekonomi, ilmu pengetahuan` sosial, pendidikan dan kesehatan.

Diakuinya, saat ini umat Islam yang mayoritas tunggal belum menjadi solusi bangsa. Umat Islam masih menjadi bagian masalah bangsa. Hal itu bisa dibuktikan dengan tingginya angka kemiskinan dan buta aksara yang didominasi umat Islam.

Din mengimbau, agar umat Islam bangkit dan tak saling menyalahkan satu sama lain. Saat ini, kata dia, Muhammadiyah dan NU sebagai dua sayap penting umat Islam terus merekatkan ukhuwah. Dengan begitu umat Islam bisa menjadi solusi bagi bangsa.

Dalam kesempatan itu, Din memaparkan bahwa Muhammadiyah telah diakui dunia luar sebagai organisasi Islam modern terbesar. Kini juga telah berdiri cabang-cabang Muhammadiyah di luar negeri.

Secara khusus, dalam kunjungannya ke Situbondo, Din meresmikan 11 lembaga amal usaha Muhammadiyah yang terdiri dari sekolah, panti asuhan dan lembaga dakwah. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008