pembangunan rumah subsidi pada tahun lalu agak tersendat karena penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) pada program fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) sempat berhenti di pertengahan 2019.
Solo (ANTARA) - Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) menargetkan pembangunan sebanyak 100.000 unit rumah subsidi pada 2020.

"Sudah didata pada akhir bulan lalu dan sudah disesuaikan dengan kemampuan para pengembang. Kami juga sudah menyampaikannya ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat," kata Wakil Sekjen Apersi Pusat Soni Marsono di Solo, Jawa Tengah, Kamis.

Ia mengatakan angka tersebut meningkat jika dibandingkan dengan realisasi tahun lalu. "Kalau tahun lalu kami hanya mampu membangun sekitar 90.000 unit rumah," katanya.

Ia mengatakan pembangunan rumah subsidi pada tahun lalu agak tersendat karena penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) pada program fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) sempat berhenti di pertengahan 2019.

"Saat itu sempat ada perubahan skema, BP2BT (Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan) juga belum terserap dengan baik," katanya.

Baca juga: Kadin usulkan empat solusi tambah kuota rumah subsidi 2020

Sementara itu, dikatakannya, saat ini untuk penjualan rumah subsidi masih berlaku harga lama, salah satunya Rp140 juta/unit untuk di beberapa daerah termasuk Jawa Tengah. Meski demikian, diperkirakan harga segera naik.

"Ada peraturan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bahwa tahun kemarin diberlakukan Rp140 juta termasuk di Jawa Tengah, baru di 2020 berlaku harga baru tetapi ini untuk bangunan baru. Kalau bangunan lama tetap berlaku harga lama," katanya.

Ia mengatakan untuk di Jawa Tengah harga baru yang berlaku yaitu Rp150,5 juta. Meski demikian, ia belum dapat memastikan kapan harga baru mulai berlaku.

"Kalau tahun lalu harga yang baru mulai berlaku di bulan Juni, untuk tahun ini harapan kami secepatnya. Paling tidak mulai Maret," katanya.
Baca juga: Kuota rumah subsidi diperkirakan habis April 2020

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020