Makassar (ANTARA) - Masyarakat perlu diberi pelatihan cara memandikan jenazah pengidap HIV/AIDS atau Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA) agar tidak tertular. Direktur Yayasan Gaya Selebes, sebuah organisasi pendampingan ODHA, Akbar Halim mengatakan di Makassar, Minggu, perlakuan jenazah ODHA berbeda dengan jenazah lain pada umumnya. "Yang memandikan harus tahu tekniknya agar tidak tertular," ujarnya. Menurutnya, virus dalam tubuh manusia baru akan bisa musnah setelah masa tenggang 72 jam, yang berarti virus masih berinteraksi dengan tubuh jenazah hingga tiga hari setelah kematiannya. Untuk itu, para pemandi jasa harus menggunakan peralatan lengkap, antara lain sarung tangan dan sepatu `boot` saat memandikan jenazah. Terlebih penyebaran virus sangat cepat melalui media yang mengandung zat cair, seperti air mandi, kotoran, sperma dan darah. Kemungkinan terinfeksi, katanya, sangat lebar sebab pemandi dan jenazah berinteraksi langsung ketika membersihkan bagian dubur jenazah. Sementara itu, menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, pada akhir tahun 2008 ini jumlah pengidap HIV/AIDS di Sulsel mencapai 2.207 orang. Tahun 2007 lalu, pengidap HIV di Sulsel hanya mencapai 1.805 orang, atau meningkat 405 orang dalam satu tahun terakhir. 60 persen dari pengidap HIV/AIDS tahun 2008 tersebut, tertular melalui media jarum suntik pengguna narkoba.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008