Mataram (ANTARA) - Anggota Masyarakat Geografi Nasional Indonesia dan Kelompok Riset Cekungan Bandung, T Bachtiar meminta Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk mempertimbangkan kembali rencana membangun kereta gantung di Gunung Rinjani.

"Sebaiknya dipertimbangkan ulang pembangunan kereta gantung ke Rinjani. Kereta gantung tetap dibangun, tapi lokasinya dialihkan ke tempat lain, di pantai misalnya," katanya kepada Antara di Mataram, Jumat.

Pembangunan kereta gantung di pantai selatan Lombok, ongkos sosialnya kecil, dan mendukung pembangunan kawasan pantai tersebut.

Ia menambahkan apalagi kalau pasarnya turis asing yang tingkat kesadaran konservasinya tinggi. Bila disebutkan kereta gantung itu sling baja, tiang, dan stasiunnya ada yang berada di kawasan konservasi, pasti mereka akan mengurungkan niatnya untuk naik kereta gantung.

Baca juga: Praktisi pariwisata pembangunan kereta gantung rusak keindahan Rinjani

Baca juga: Pembangunan lintasan kereta gantung Rinjani di luar kawasan konservasi

Baca juga: Rencana pembangunan kereta gantung di Rinjani munculkan kekhawatiran


Kendati disebutkan pembangunannya berada di batas zona inti kawasan konservasi, kata dia, tapi tetap saja akan berbenturan dengan status kawasan.

Ia menganalogikan orang kaya tetapi sudah malas dan tidak kuat lagi jalan kaki. Bila stasiun akhir kereta gantung di batas zona inti, masih harus tetap jalan kaki cukup lama. Tidak akan kuat bila harus berjalan sampai 2,5 hingga 3 jam.

"Kesimpulannya, kereta gantung tidak akan laku. Orang naik Rinjani itu ingin melihat danau kaldera dengan Gunung Barujari-nya. Kalau hanya melihat bentangan hutan, tidak akan memuaskan," katanya.

Bahayanya, kata dia, karena tuntutan pengembalian investasi, setelah berjalan, stasiunnya terus bergeser ke atas. Karena itu, bagusnya rencana tiang dan stasiun ditampalkan ke peta Taman Nasional.

"Kalau hanya ingin kereta gantung, bisa dari Pusuk Sembalun ke Sembalun Lawang. Tidak mengganggu tantangan petualangan dan sudah memberikan penghidupan kepada banyak orang," katanya.

Sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nusa Tenggara Barat menyatakan bahwa pembangunan lintasan kereta gantung dengan latar pemandangan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) di Lombok akan dilakukan di luar kawasan konservasi.

"Pembangunan kereta gantung ini tidak berada di zona inti kawasan TNGR, melainkan di luar kawasan konservasi Rinjani," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nusa Tenggara Barat Madani Mukarom di Mataram, Rabu.*

Baca juga: Bupati Lombok Utara khawatirkan nasib pemandu wisata gunung Rinjani

Baca juga: Gunung Rinjani disebut akan punya kereta gantung

Baca juga: Gubernur minta pembangunan kereta gantung rinjani dipikirkan kembali

Pewarta: Riza Fahriza
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020