Kupang (ANTARA) -
Martinus Sersan (12), korban gigitan ular sangat berbisa di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat sudah mulai bisa duduk dan makan, walaupun masih dipandu tim gizi.

"Kondisi pasien Marianus semakin membaik. Fungsi ginjal sudah normal, trombosit sudah naik, elektrolit yang kami koreksi sudah baik. . Pasien sudah makan di bawah panduan dari tim gizi kami," kata dr. Maria Natalia Indawati Lelaona, salah satu dokter yang merawat korban, Jumat.

Natalia Indawati mengemukakan hal itu, ketika menghubungi ANTARA dari Lembata, untuk menyampaikan perkembangan pasien gigitan ular langka di Lembata, setelah diberikan antivenom oleh dokter Tri Maharani.

Baca juga: Korban gigitan ular langka di Lembata berhasil diselamatkan

"Saat itu, kondisi pasien memang sangat buruk. Pasien terus mengalami pendarahan, kesadaran pasien juga terus menurun dan mengalami gagal ginjal, tetapi sekarang sudah jauh lebih baik, dan sudah bisa mulai makan" katanya.

Pasien tidak bisa makan sejak menjalani perawatan di rumah sakit pada 14 Januari 2020 lalu.

Martinus Sersan, siswa kelas 6 sekolah dasar (SD) Inpres Muruona, asal Desa Muruona, Kecamatan Ile Ape Kabupaten Lembata itu digigit ular Daboia ruselli simanensis yang memang langka saat sedang menggembala ternak di padang.

Daboia ruseli siamensis adalah ular golongan viperia ruselli. Jenis ular ini hanya hidup di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk di beberapa daerah di Pulau Flores.

Berdasarkan catatan medis, creatinin pasien saat ini 1.4 dari sebelumnya 7,4 dan uerum 71 dari sebelumnya 408 serta leukosit 14 dari sebelumnya 16.000-an.

Artinya, kondisi pasien Marianus terus membaik karena fungsi ginjal sudah kembali normal, begitupun trombosit sudah naik dan elektrolit juga sudah baik, katanya dokter Natalia menjelaskan. *

Baca juga: Sejumlah warga Karawang digigit ular di lokasi banjir
Baca juga: Digigit ular, warga Bogor alami wajah pucat hingga lidah berbusa
Baca juga: Ular King Cobra patuk pemuda Depok hingga tewas





 

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020