Kalau mau bersaing dengan produk luar maka 'supply chain' harus dibereskan agar lebih efisien, pasokan bahan baku lancar, kemudian harus masuk ke teknologi tinggi.
Semarang (ANTARA) - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) menggagas pembentukan rumah produksi bersama di sentra-sentra UMKM furnitur sebagai salah satu upaya meningkatkan daya saing untuk mendongkrak ekspor komoditas tersebut.

Gagasan tersebut disampaikan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat berkunjung ke Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kendal, Jawa Tengah, Jumat.

"Kalau mau bersaing dengan produk luar maka 'supply chain' harus dibereskan agar lebih efisien, pasokan bahan baku lancar, kemudian harus masuk ke teknologi tinggi," katanya.

Baca juga: Kemenperin bangun pusat bahan baku IKM furnitur di Jepara

Gagasan rumah produksi bersama ini, kata dia, bertujuan agar para pelaku UMKM furnitur yang tidak memiliki peralatan modern bisa terfasilitasi.

"Bisa juga rumah produksi yang menghasilkan kayu siap pakai. Perajin tinggal pakai, sehingga punya standar kayu yang modern," katanya.

Ia menyebutkan rumah produksi bersama ini bisa dibangun oleh pemerintah.

Ia juga mengharapkan sekolah-sekolah kejuruan bisa melengkapi diri dengan program pembelajaran perkayuan.

Baca juga: Menteri Teten alokasikan seluruh LPDB-KUMKM untuk koperasi

Menurut dia, hal tersebut merupakan salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di UMKM furnitur.

"UMKM furnitur ini mengeluh kesulitan tenaga kerja. Melalui kerja sama dengan SMK pasti akan terserap, ada kebutuhan yang banyak," katanya.

Ia menambahkan sektor furnitur Indonesia saat ini baru memiliki sekitar 2 persen pangsa pasar di tingkat dunia.


Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020