Sydney (ANTARA) - Saham-saham Australia berakhir hampir datar pada perdagangan Jumat, di tengah kekhawatiran bahwa wabah virus korona baru di China dapat memiliki dampak negatif pada ekonomi global.

Indeks S&P/ASX 200 ditutup naik 0,04 persen menjadi 7.090,50 poin, setelah berakhir melemah 0,6 persen di sesi sebelumnya. Indeks acuan naik 0,4 persen minggu ini, kenaikan mingguan ketiga beruntun.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut virus korono baru yang menewaskan 25 orang di China dan menginfeksi lebih dari 800 orang sebuah "darurat di China" tetapi berhenti menyatakan wabah kekhawatiran internasional.

Baca juga: Cemaskan virus korona, saham Australia berakhir lebih rendah

Jun Bei Liu, manajer portofolio di Tribeca Investment Partners, mengatakan Australia sedikit lebih terisolasi dalam hal wabah virus dan potensi gangguan ekonomi yang dapat ditimbulkannya, dan karenanya arus masuk modal ke pasar-pasar tersebut telah meningkat.

Menjadi bagian dari wilayah Asia Pasifik, pasar Australia dipandang sebagai pertahanan, tambahnya.

Indeks keuangan, yang menyumbang sekitar sepertiga dari bobot tolok ukur Australia, berakhir 0,3 persen lebih tinggi karena semua "empat besar" bank naik.

Beberapa ekonom telah mendorong kembali harapan mereka untuk penurunan suku bunga dalam waktu dekat setelah data pekerjaan yang kuat pada Kamis (23/1/2020), kata Liu.

Suku bunga rendah telah menekan margin keuntungan bank Australia karena jumlah yang mereka peroleh dari pinjaman kepada pelanggan telah berkurang.

Baca juga: Kehati-hatian terhadap virus korona berlanjut, saham Aussie melemah

Sementara itu, lapangan pekerjaan baru Australia melampaui perkiraan untuk bulan kedua pada Desember, mendorong tingkat pengangguran ke level terendah sembilan bulan.

Insurance Australia Group ditutup pada level terendah sejak akhir Februari 2019 dan menandai penurunan satu hari terbesar dalam lebih dari 17 bulan, setelah perusahaan memangkas margin asuransi setahun penuh karena klaim badai es.

Sektor kesehatan ditutup naik 0,7 persen, setelah mencapai rekor tertinggi pada hari sebelumnya, didukung oleh indeks kelas berat CSL Ltd, yang ditutup pada puncaknya sepanjang masa.

Keuntungan patokan acuan lokal lebih luas, meskipun tertekan kerugian di sektor pertambangan yang berakhir 1,3 persen lebih rendah, terpukul oleh penurunan harga bijih besi karena kekhawatiran tentang wabah virus.

BHP Group turun 1,5 persen menjadi ditutup pada level terendah satu minggu, sementara Rio Tinto jatuh 2,8 persen ke level terendah sejak 16 Januari.

Indeks acuan S&P/NZX 50 Selandia Baru turun tipis 0,2 persen menjadi berakhir pada 11.877,81 poin. Secara mingguan, patokan Selandia Baru naik sekitar 0,7 persen, kenaikan mingguan kedua beruntun.

Pengecer listrik Meridian Energy dan perusahaan perikanan Sanford Ltd adalah pencetak kerugian teratas, masing-masing kehilangan sekitar dua persen.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020