Kupang (ANTARA) - Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang memastikan bahwa seekor paus berukuran 20 meter yang terdampar dan mati di hutan mangrove Desa Tasilo, Kabupaten Rote Ndao adalah paus jenis sperma (sperm whale).

"Tim dari BKKPN sudah mengidentifikasi dan diketahui bahwa paus yang terdampar itu adalah paus sperma," kata Kepala BKKPN Kupang Ikram Sangadji kepada wartawan di Kupang, Minggu sore.

Hal ini disampaikan berkaitan dengan kelanjutan hasil identifikasi yang dilakukan oleh tiga orang tim dari BKKPN yang telah berada di Desa Tasilo untuk memantau langsung dan mengidentifikasi ikan paus yang mati tersebut.

Baca juga: Nelayan Sabu gelar ritual penguburan paus sperma
Baca juga: Greenpeace: Sampah plastik ancaman nyata bagi satwa


Ia mengatakan dari hasil identifikasi tersebut diketahui bahwa paus sperma itu mati akibat terdampar di hutan magrove di desa tersebut. Tubuh dari ikan paus tersebut juga diketahui sudah membengkak dan mengeluarkan bau busuk bangkai.

Mulut dan ekor dari mamalia laut itu juga sudah tak ada, diduga karena dimakan oleh ikan-ikan yang berkeliaran di sekitar hutan mangrove di pesisir Sesa Tasilo tersebut.

"Tim bersama warga dan petugas setempat sempat berkoordinasi untuk proses evakuasi bangkai paus itu dari mangrove. Sehingga disepakati saat air laut pasang akan ditarik menuju ke pantai berpasir untuk dilakukan proses penguburan," tambah dia.

Baca juga: Paus sperma terdampar di Pantai Sabu
Baca juga: Pertama kali, penyelundupan muntahan paus digagalkan


Proses evaluasi paus tersebut ujar dia dilakukan pada malam hari yakni pada Sabtu (25/1) kemarin pukul 23.00 Wita. Proses evakuasi memakan waktu sekitar satu jam karena sulit memindahkan ikan tersebut.

Lebih lanjut kata dia, proses penguburan mamalia laut itu baru dilakukan pada Minggu (26/1) sore setelah menunggu kedatangan alat berat berupa eksavator yang sebelumnya dilakukan upacara adat bersama menghormati mamalia laut itu.

Sebelumnya diberitakan seekor ikan paus pada Kamis (23/1) ditemukan nelayan terdampar dan mati di hutan mangrove di Desa Tasilo, Kecamatan Rote Barat, Kabupate Rote Ndao.

Kepala Desa Tasilo Maria Foes dihubungi ANTARA dari Kupang mengatakan bahwa paus itu diduga mati akibat terdampar dan sulit melepaskan dari dari hutan mangrove itu.

Baca juga: Bangkai paus sperma terdampar di Pantai Bungkulan
Baca juga: Paus sperma terdampar di Pelabuhan Jangkar berhasil diselamatkan ke laut lepas
Baca juga: Mengapa paus sering terdampar?

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020