Ternate (ANTARA) - Dinas Perhubungan Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul), Maluku Utara (Malut) menargetkan Februari 2020 akan dioperasikan penerbangan di Bandara Falabisahaya untuk menjawab kebutuhan masyarakat terhadap transportasi laut dan udara.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Kepulauan Sula A Yasin Hayatudin dihubungi dari Ternate, Senin, menyatakan, pengoperasian armada transportasi udara melalui Bandara Falabisahaya telah disetujui pemerintah pusat melalui Dirjen Perhubungan Udara telah fasilitasi jalur perintis Ternate Falabisahaya dengan pesawat Susi Air.

"Ini merupakan semangat Pemerintah Daerah untuk memberikan pelayan bagi masyarakat Sula," katanya.

Menurut dia,  penerbangan perdana direncanakan pada  2 Februari  2020 sesuai jadwal yang telah disampaikan oleh Kepala Bandara Ternate ke Dishub Kepsul.

Dia mengakui, pemda berkepentingan untuk rute melalui surat Bupati kepada Dirjen Perhubungan agar dapat memfasilitasi penambahan rute Sanana Mangoli dari semula satu kali dalam seminggu menjadi tiga kali dalam seminggu dan ini dengan harapan dapat membuka percepatan aksesibilitas antar wilayah dalam Kabupaten Kepulauan Sula.

Kabupaten Kepulauan Sula dan Pulau Taliabu merupakan kabupaten yang terjauh dari ibukota Malut, sehingga diperlukan kebutuhan transportasi udara untuk membuka akses bagi warga dari dan ke berbagai daerah di Malut.

Sebelumnya, Dinas Perhubungan Pemkab Pulau Taliabu, memprogramkan pembangunan Bandara Bobong pada 2019, menyusul adanya persetujuan Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub untuk pembangunan bandara.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Pulau Taliabu (Pultab) Ibrahim Tidore menyatakan, pemkab telah memprogramkan di tahun ini akan membangun Bandara Bobong.

"Kami telah bertemu Kemenhub dan Januari ini semuanya akan berjalan tapi untuk menentukan kapan dan tanggalnya untuk proses pengerjaannya," kata Ibrahim.

Menurut Ibrahim, untuk melakukan pemaparan hasil studi kelayakan kemudian dokumen-dokumen lainya yang diselesaikan di tahun 2018 dan sehingga di bulan Januari ini akan diagendakan konsultasi lagi dengan Dirjen Perhubungan Udara melalui Subdit Perencanaan Kebandaraan.

Kemudian, Direktur Kebandaraan akan bentuk tim teknis, karena mereka akan kembali keTaliabu untuk mengecek berbagai persyaratannya dan hasilnya baru mereka menetapkan mengeluarkan rekomendasi penetapan lokasi.

Sehingga, persentase hasil dokumen maka rencana induknya kemudian, rencana tata ruang, serta dokumen lainya itu akan diselesaikan di hadapan Tim teknis di Direktorat kelayakan kebandarudaraan.

"Setelah itu, baru tim teknis mereka akan turun melihat secara lansung apa-apa yang ada di dalam dokumen itu cocok dengan fakta fisik lapangan atau tidak, karena dari situ baru mereka bersidang dan mengeluarkan rekomendasi yang namanya penetapan lokasi (Perlok)," ujarnya.




Baca juga: Susi Air akan uji coba penerbangan perintis ke Bandara Tambelan
Baca juga: Kemenhub programkan pembangunan tiga bandara di Maluku
Baca juga: Pemerintah membangun empat bandara perintis di Kalimantan Utara

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020