Bandung (ANTARA News)  - Perusahaan telekomunikasi, Ericsson, memprediksi perkembangan penggunaan broadband pesat seiring pengaplikasiannya pada perangkat rumah tangga.

"Penggunaan broadband akan berkembang pesat, terutama penggunaan mobile broadband," kata Presiden Direktur Ericsson Indonesia, Arun Bansai, di Bandung, Sabtu.

Penggunaan broadband akan berkembang tidak hanya pada personal computer dan telepon genggam tetapi juga pada peralatan-peralatan pendukung kehidupan manusia.

Atas alasan perkembangan tersebut maka Ericsson memiliki prediksi bahwa 50 miliar perangkat terhubung dengan broadband di dunia pada tahun 2020.

Di tahun 2010, Core and IMS Ericsson Indonesia, Sigit Priyanggoro menyebutkan telah ada empat hingga lima miliar peralatan terkoneksi dengan broadband. Angka itu akan terus bertambah seiring perubahan perilaku konsumen yang menginginkan perangkat mereka terkoneksi.

Tiga hal yang menjadi penyebab konsumen broadband meningkat pesat, ujar dia, manusia membutuhkan kenyamanan untuk menunjang gaya hidupnya, kebutuhan untuk menjadi lebih efisien dalam usaha, serta kebutuhan berpendidikan hingga kesehatan.

Karena itu, menurut dia, telekomunikasi akan merubah industri lain seperti kesehatan, transportasi, media, pemerintah, dan utilitas.

Akibatnya, ada efisiensi dalam pelaksanaan pemerintahan, bisnis baru akan bermunculan, pertumbuhan pesat industri, kehidupan yang berkesinambungan.

"Peralatan seperti kulkas, kompor, mobil, nanti akan terkoneksi dengan telpon pintar kita berkat mobile broadband tadi," katanya.

Semua itu, membutuhkan teknologi komunikasi bergerak yang memungkinkan transfer data berukuran besar secara cepat dengan cara yang efisien dan hemat biaya melalui optimalisasi penggunaan spektrum frekuensi.

Long Term Evolution (LTE), menurut dia, menjadi solusi untuk memenuhi hal tersebut, sayangnya pemanfaatannya dalam waktu dekat di Indonesia tidak memungkinkan, mengingat pemerintah belum melakukan pengaturan frekuensi.

"Saya rasa operator siap mengaplikasikan LTE, permasalahannya hanya pengaturan frekuensi saja dan itu menjadi kewenangan pemerintah. Mungkin 2013 itu baru bisa dilakukan," ungkap dia.

Saat ini, ia menambahkan, perusahaan telekomunikasi ini telah menandatangani kontrak komersial LTE dengan lima operator di dunia, yakni AT&T dari Amerika Serikat (AS), Verizon di AS, TeliaSonera di Norwegia dan Swedia, MetroPCS di AS, dan DoCoMo di Jepang.(V002/A038)









(T.V002/B/S025/C/S025) 06-03-2010 15:23:19

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010