Jambi (ANTARA) - Staf Ahli Bidang Hukum Kesehatan Kementerian Kesehatan RI dr Kuwat Sri Hudoyo menyatakan kondisi salah satu pasien di RSUD Raden Mattaher Jambi yang diisolasi karena punya riwayat perjalan ke Wuhan, China, sudah membaik dan segera dipulangkan.

"Yang bersangkutan memang dari awal memang tidak masuk kriteria untuk virus corona. Tapi dari awal kita ada reaksi panik, karena riwayat perjalannnya dari Wuhan dan ada kesiapan yang berlebihan, ya itu tidak salah. Lebih baik kita waspada daripada kejadian itu muncul," katanya kepada wartawan di RSUD Raden Mattaher Jambi, Selasa.

Baca juga: Tujuh upaya Pemkot Tangerang dalam menghadapi virus corona

Di dampingi pejabat RSUD dan dokter yang menangani pasien tersebut, ia menegaskan kondisi pasien tersebut sudah membaik secara klinis maupun laboratorium sehingga betul-betul layak dipulangkan dan itu tergantung keputusan direksi RSUD Raden Mattaher Jambi.

Baca juga: Pemerintah berupaya memasok makanan bagi WNI yang tertahan di Wuhan

"Dan jangan khawatir kalau sudah dipulangkan, akan menular atau apa. Karena memang pasien tidak mempunyai potensi untuk penularan penyakit karena masa inkubasinya sudah selesai," tegasnya.

Baca juga: Pemprov Babel terbit kartu kewaspadaan cegah corona

"Jadi sekali lagi, mari kita bersama-sama mengembalikan kepercayaan masyarakat Jambi, karena kejadian yang awalnya mengkhawatirkan itu tidak ada. Di Indonesia pun di rumah sakit yang siap siaga ternyata diagnosis akhirnya pun tidak mengarah virus corona," katanya lagi.

Sementara itu, dr Meidianto yang menangani langsung pasien tersebut mengatakan masa inkubasi pasien adalah 14 hari dan itu sudah lewat. Sebelumnya perlu penanganan khusus karena pasien punya riwayat perjalanan ke Wuhan.

"Dari gambaran klinis sejak hari ke dua pasien diisolasi, kondisinya terus membaik. Dan pagi tadi kita cek kondisi pasien sangat baik sehingga kami menyatakan secara klinis hanya ISPA biasa," kata dr Meidianto.

Ia juga mengatakan pasien tersebut akan segera dipulangkan.

Pewarta: Syarif Abdullah dan Dodi Saputra
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020