Jakarta (ANTARA) - Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) di Indonesia mulai mencoba skema pemberdayaan produktivitas sebagai salah satu langkah untuk membuat pengungsi dapat hidup mandiri, khususnya secara finansial.

"Bagi pengungsi rentan, bantuan finansial dibutuhkan. Namun setelah bertahun-tahun, jelas bahwa bantuan finansial langsung tidak dapat berkelanjutan, sehingga penting bagi mereka mendapat kesempatan menjadi mandiri," kata Kepala Perwakilan UNHCR di Indonesia, Ann Maymann, dalam temu media di Jakarta, Selasa.

Dengan status sebagai pengungsi, mereka tidak diizinkan untuk bekerja. Sementara keperluan sehari-hari tetap harus dipenuhi, sehingga sebagian pengungsi tak jarang hanya mengandalkan pemberian dari masyarakat sekitar lokasi penampungan.

Saat ini UNHCR tengah melakukan advokasi kepada pemerintah untuk memberi kesempatan para pengungsi bisa ikut terlibat dalam program kewirausahaan masyarakat lokal, dan mendukung usaha tersebut.

Sebagai timbal balik, UNHCR mengharapkan tenaga pendukung dari para pengungsi itu bisa mendapat imbalan berupa "pendapatan kecil, seperti uang saku atau uang pengganti biaya transportasi."

Benang Project, usaha di bidang pembuatan pakaian yang berbasis di Jakarta, adalah proyek percontohan UNHCR dalam skema pemberdayaan produktivitas tersebut, yang mendapat keuntungan berupa tambahan sumber daya untuk memajukan bisnisnya.

Sejumlah pengungsi yang terlibat dalam Benang Project, selain bisa mendapat pemasukan finansial, juga akan memperoleh atau mengasah keterampilan sebagai bekal untuk kehidupan dirinya di masa depan.

"Pengungsi ingin menjadi bebas. Mereka adalah orang-orang seperti kita yang memiliki keahlian, bakat, dan pengetahuan yang dapat berguna bagi sesama. Mereka juga memiliki keinginan dan kemampuan besar," ujar Ann.

Humas UNHCR di Indonesia, Mitra Suryono, menambahkan bahwa advokasi ini juga mulai dibawa ke forum yang lebih luas, Global Refugee Forum, pada Desember 2019 lalu, sehingga ia berharap dan yakin langkah pemberdayaan produktivitas dapat dikembangkan ke depannya.

Baca juga: Para pengungsi setuju bernegosiasi dengan UNHCR
Baca juga: Pengungsi Kalideres kembali berdemo di depan UNHCR
Baca juga: Pengungsi asing Kalideres akui tak diperlakukan manusiawi oleh UNHCR

Pewarta: Suwanti
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020