Emas telah menetapkan kembali status 'safe-haven'-nya
Bengaluru (ANTARA) - Harga emas akan bertahan di atas 1.500 dolar AS per ounce tahun ini dan membuat kenaikan moderat pada 2021 karena suku bunga rendah dan ketidakpastian geopolitik meningkatkan daya tariknya, sementara harga perak akan mulai menyusul, sebuah jajak pendapat Reuters menunjukkan pada Selasa (28/1/2020).

Emas secara tradisional dipandang sebagai penyimpan nilai yang aman selama masa kekacauan dan menjadi lebih populer ketika aset-aset lain menawarkan pengembalian yang rendah.

Baca juga: Emas turun setelah saham pulih, dolar menguat jelang pertemuan Fed

Harga emas melonjak 18 persen tahun lalu -- kenaikan tahunan terbesar sejak 2010 -- karena pertumbuhan ekonomi global goyah dan bank-bank sentral merespons dengan pelonggaran kebijakan moneter.

Logam ini sedang didorong ke arah 1.600 dolar AS dan tertinggi sejak 2013 karena wabah virus corona di China mengancam mengganggu aktivitas ekonomi.

Jajak pendapat dari 36 analis dan pedagang, terutama dilakukan sebelum virus corona menjadi berita utama, mengembalikan perkiraan median untuk emas menjadi rata-rata 1.546 dolar AS per ounce tahun ini dan 1.600 dolar pada 2021.

Prediksi untuk 2020 adalah 34 dolar AS lebih tinggi daripada dalam jajak pendapat serupa yang dilakukan tiga bulan lalu dan membandingkan dengan harga rata-rata 1.394 dolar AS tahun lalu.

"Emas telah menetapkan kembali status safe-haven-nya," kata analis Standard Chartered, Suki Cooper. "Kami memperkirakan emas akan menguji level tertinggi tujuh tahun pada 2020, meskipun kami melihat Federal Reserve AS bertahan sepanjang tahun."

The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah setelah memangkasnya tiga kali tahun lalu.

"Lindung nilai risiko jangka panjang diperkirakan akan tetap ada di pasar, memberikan bantalan untuk segala kelemahan harga," kata analis INTL FCStone Rhona O'Connell.

Untuk perak di pasar spot, jajak pendapat itu mengembalikan perkiraan median untuk harga rata-rata 18,28 dolar AS per ounce pada 2020 dan 19,13 dolar AS tahun depan.

Perak tahun lalu naik 15 persen -- kenaikan tahunan terbesar dalam tiga tahun -- dan pada Selasa (28/1/2020) diperdagangkan sekitar 18 dolar AS. Jajak pendapat tiga bulan lalu memperkirakan harga akan rata-rata 18,13 dolar AS pada tahun ini.

Sementara itu berbagi peran emas sebagai aset safe haven yang dirasakan, perak juga digunakan dalam industri seperti elektronik dan panel surya.

Melemahnya pertumbuhan ekonomi dan aktivitas industri tahun lalu memperlambat kenaikan perak, dengan emas pada satu titik harganya 93 kali lebih tinggi dari perak -- kelipatan terbesar sejak 1992.

Rasio itu akan turun ke rata-rata sekitar 85 tahun ini dan 84 pada 2021, jajak pendapat menunjukkan, sebagian dibantu oleh prospek yang lebih baik untuk konsumsi industri.

"Kami mengantisipasi bahwa kenaikan kecil dalam pertumbuhan industri global akan memperbesar tekanan atas permintaan perak," kata Caroline Bain, seorang analis di Capital Economics.

Baca juga: Ketakutan virus corona, emas naik 5,50 dolar ke tertinggi tiga minggu
Baca juga: Minyak naik karena saham 'rebound' setelah aksi jual terkait virus

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020