Yogyakarta (ANTARA News) - Masyarakat harus mulai mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana angin kencang maupun puting beliung karena berpotensi terjadi pada Desember hingga Januari sehingga hal yang tidak diinginkan dapat dihindari. "Selain itu potensi kebencanaan Kabupaten Sleman pada 2009 yang perlu diwaspadai antara lain erupsi Gunung Merapi yang terakir terjadi 14 Juni 2006, karena periode erupsi Gunung Merapi pendek antara 2-7 tahun sehingga 2009 berpotensi terjadi erupsi," kata Kepala Dinas Pengairan, Pertambangan dan Penanggulangan Bencana Alam (P3BA) Kabupaten Sleman, Widi Sutikno di Sleman, Senin. Ia mengatakan, yang perlu untuk diwaspadai adalah banjir lahar dingin karena material hasil erupsi Gunung Merapi pada 2006 dan sebelumnya jumlahnya masih cukup besar. "Jika intensitas hujan tinggi dan lebih dari dua jam dipuncak Gunung Merapi maka berpotensi terjadi banjir lahar dingin," katanya. Menurut dia, untuk wilayah Sleman timur seperti Kecamatan Kalasan, Berbah dan Prambanan juga perlu diwaspadai munculnya gempa tektonik karena wilayah tersebut dilalui Sesar Opak. "Kawasan yang dilalui sesar Opak ini sebagian tanahnya memiliki implikasi tinggi sampai dengan sedang terhadap getaran yang disebabkan gempa," katanya. Lebih lanjut ia mengatakan, untuk penanggulangan bencana tersebut Kabupaten Sleman merencanakaan mitigasi nonfisik berupa menyusun dokumen penanggulangan bencana, gladi lapangan/posko, soaialisasi, latihan dasar, pelatihan kesiapsiagaan responsif Gender, penyusunan peta resiko bencana memebentuk tim reaksi cepat dan komunitas masyarakat. "Program penanggulangan bencana kabupaten Sleman juga merencanakan mitigasi fisik antara lain membangun jalur/jalan evakuasi di Kaliadem kecamatan Cangkringan, rehab barak pengungsian, membangun EWS lahar dingin Kali Kuning, pengadaaan perahu karet dan Relokasi korban gempa dengan Rumah Dome," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008