Denpasar (ANTARA News) - Museum Bharata di Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, salah satu dari 25 museum yang dikelola swasta dan perorangan di Bali akan mengkhususkan diri untuk mengoleksi kain tenun ikat dan senjata perang dari seluruh daerah di Indonesia.

"Belasan koleksi kini sudah terkumpul yang diburu satu-persatu di berbagai daerah di Indonesia," kata Direktur Museum Bharata, Ida Bagus Ngurah Somya, di sela-sela perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-3 museum tersebut di Banjarangkan, 30 km timur Denpasar, Selasa.

Ia mengatakan, koleksi tenun ikat dan senjata perang warisan jalan dulu sebelum Indonesia merdeka ditata sedemikian rupa dipadukan dengan lukisan wayang Ramayana dan Bratayudha, karya seniman-seniman terkenal dari pelosok Nusantara.

"Kami masih terus berupaya menambah koleksi museum dengan lukisan-lukisan yang mempunyai hubungan dengan Kabupaten Klungkung, tempat dibangunnya musem," ujar Ida Bagus Somya, yang pernah dinas sebagai hakim di bererapa daerah di Indonesia.

Ida Bagus Somya, yang kini menjabat Ketua Pengadilan Tinggi Maluku Selatan, menjelaskan bahwa upaya melestarikan warisan budaya bangsa berupa tenun ikat, senjata perang, karya kanvas dan patung mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Rintisan untuk membangun sebuah museum tiga tahun silam selain melestarikan seni budaya, juga merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada orang tuanya Ida Bagus Putu Windia (alm), seorang pejuang kemerdekaan dan juga seorang seniman.

"Puluhan karya kanvas almarhum dan sejumlah koleksi lukisan lainnya karya-karya seniman terkenal antara lain Le Mayeur dan Antonio Blanko ikut mewarnai koleksi museum Bharata," ujarnya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008